SIAK HULU (RIAUPOS.CO) - Rani naik pitam ketika anaknya yang sudah duduk di kelas 2 SD diminta guru untuk mengenakan seragam pramuka.
Seragam yang sudah dibayar lunas olehnya beserta ratusan murid SD 018 Kubang Raya, Siak Hulu, belum juga diterima dari pihak sekolah. Bukannya mendapat toleransi, malah anak mereka tetap diharusnya mengenakan pakaian pramuka itu.
Cerita Rina, sudah masuk tahun kedua anak mereka tidak mendapatkan seragam sekolah kendati sudah lunas. Tidah hanya seragam pramuka, tapi seragam olahraga dan batik yang wajib mereka bayar sebagai syarat pendaftaran pada 2017 lalu, belum juga diterima. Karena merasa tidak dipenuhi hak anaknya, wali murid ramai-ramai menuntut sekolah.
‘’Ini sudah tahun anak saya sekolah. Kami semua bayar lunas semua seragam sekolah itu, wajib lunas waktu 2017. Tapi saya terkejut, ketika anak-anak kelas 1 yang baru beberapa bulan masuk sekolah, sudah dapat seragam. Anak kami belum juga dapat,’’ sebut Rani.
Hal senada juga diungkapkan Meri. Setelah meminta ke pihak sekolah, ternyata kepala sekolah yang baru, Ernita belum bisa memberikan solusi yang menenangkan. Pasalnya, sebelum dirinya menjabat, sudah ada dua kepala sekolah sebelumnya menjabat di sana.
Namun anggapan tersebut dibantah kepala sekolah Ernita saat ditemui Riau Pos, Senin (23/7) di sekolah tersebut. Ernita menyebutkan, dirinya sudah mencarikan solusi dan sudah bertemu dengan Jarmalis.
‘’Sudah saya carikan solusi, saya bertemu dengan kepala sekolah yang lama dan sudah sampaikan. Jadi itu sudah kami fasilitasi. Kami juga merasa kasihan melihat wali murid dan anak-anak belum juga dapat seragam. Karena normalnya itu, sebulan setelah sekolah anak-anak sudah menerima, seperti murid baru. Saya sudah temui kepala sekolah lama dan sedang dicari solusinya,’’ terang Ernita.(end)