JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim agar tidak meninggalkan NU dan Muhammadiyah. Nadiem diminta mendatangi kedua Ormas Islam terbesar di Indonesia itu.
Pernyataan Muhaimin itu menanggapi mundurnya NU dan Muhammadiyah dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan, apa pun kebijakannya jangan sampai tidak melibatkan NU dan Muhammadiyah.
"Jangan sampai pernah tidak melibatkan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kalau nggak kualat itu minimal," terangnya dalam perayaan Harlah ke-22 PKB di kantor DPP PKB Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (23/7).
Wakil Ketua DPR itu menuturkan bahwa dirinya melayangkan protes kepada Nadiem melalui akun Twitternya terkait polemik POP. Dia meminta agar pemerintah jangan sampai melupakan sejarah tentang peran NU dan Muhammadiyah dalam pendidikan dan pencerdasan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Muhaimin mengaku, sejak awal dirinya mendukung Mendikbud Nadiem. "Langkah Presiden Jokowi dalam memilih Nadiem adalah langkah yang luar biasa. Berpikir masa depan yang cepat, tidak normatif, efektif, dan menata masa depan yang responsif terhadap kemajuan," ungkapnya.
Tetapi, dia meminta Nadiem jangan pernah tidak melibatkan NU dan Muhammadiyah dalam pendidikan. "Sebelum republik ini lahir, NU dan Muhammadiyah telah banyak berkiprah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara," tegasnya.
Muhaimin menyarankan Nadiem datang ke NU dan Muhammadiyah untuk membahas program dan persoalan yang terjadi di dunia pendidikan. Kedua ormas itu harus selalu dilibatkan dalam membangun bangsa.
Dia menegaskan, pemerintah harus membantu pihak yang lemah, bukan yang kuat. Jadi, APBN harus diarahkan untuk membantu yang lemah. "Gunakan APBN untuk membantu yang lemah, bukan yang kuat," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi