Masa lalu adalah sejarah, saat ini adalah kesempatan dan esok adalah Harapan, Kata bijak ini tidak asing lagi terdengar ditelinga. Fase hidup terkadang terasa manis terkadang terasa pahit, adakala bahagia ada kala berduka, bagaikan roda berputar kadang terangkat kala diatas kadang terhimpit kala dibawah.
Hidup dialam bumi Allah yang tidak terlepas dari bencana, terutama bencana alam, dari tahun ketahun alam banyak mengalami fenomena, terutama dialam indonesia ini, ada banjir, gempa bumi, berputar kadang terangkat kala diatas kadang terhimpit kala dibawah. Hidup dialam bumi Allah yang tidak terlepas dari bencana, terutama bencana alam, dari tahun ketahun alam banyak mengalami fenomena.
Sudah beberapa bulan kita lalui masa pandemi Covid-19, tepatnya di negara kita Indonesia sudah berlangsung selama lebih kurang 10 bulan sudah dua semester pembelajaran dilalui tampa tatap muka. Masa pandemi Covid-19 ini suatu saat nanti akan menjadi sejarah dan kenangan bagi semua orang yang hidup semasa ini, agar masa pandemi ini dimasa mendatang menjadi kenangan sejarah yang indah dan berkesan positif semua pihak terutama yang terkait dengan dunia pendidikan diharapkan menjalankan roda pendidikan dengan sebijak dan setepat mungkin. Ada pihak yang merasa rugi dan ada yang merasa diuntungkan. Begitu juga dengan dunia pendidikan (sekolah), sedikitnya ada 3 pihak yang terlibat yakni : siswa, orang tua dan Guru. Bagi setiap pihak akan menjadi kenangan tersendiri dalam dunia pendidikan semasa pandemi ini. Dari cerita orang tua siswa, belajar semasa pandemi ini memberikan pengalaman bagi mereka yang tidak seperti semasa sebelumnya, orang tua dan siswa dituntut untuk banyak mendampingi anaknya untuk belajar dirumah, sementara ada sebagian orang tua tidak memiliki kemapuan kognitif dan waktu yang lebih untuk mendampingi anak-anak belajar di rumah terutama untuk orang tua yang memiliki anak yang berada di sekolah menengah dasar dan menengah pertama. Anak-anak ditahap pendidikan sekolah dasar dan menegah tersebut belum 100% mampu belajar sendiri dirumah tampa didampingi oleh orang tua. Apa jadinya jika kemampuan orang tua minim, akhirnya orang tua mencari alternatif agar pendampingan belajar terhadap anaknya bisa berjalan dan terlaksana. Dari cerita dilapangan Alternatif yang banyak digunakan oleh orang tua adalah menggunakan jasa guru les dan jasa dunia maya (google), yang banyak digunakan tempat berguru adalah menggunakan jasa dunia maya (Google).
Pelajaran sejarah merupakan pelajaran penggalian informasi masa lalu, informasi yang didapat bisa salah bisa benar, untuk itu sebagai guru dan siswa agar lebih banyak mencari referensi situs bacaan tentang suatu sejarah, semasa pandemi ini google sangat membantu untuk mencari informasi terutama materi sejarah, karena materi pelajaran sejarah lebih bersifat sosial dan dituntut untuk banyak membaca dibandingkan eksperimen. Untuk mengunjungi situs-situs peninggalan sejarah dimasa pandemi dapat diganti dengan kunjungan browsing digoogle, tugas dapat dilaporkan dengan tulisan dalam bentuk laporan studi literatur yang tertuang dalam makalah saja.
Untuk siswa menegah keatas sudah dapat menyelasaikan tugasnya sendiri, iswa SMA sudah mampu menggunakan Androidnya untuk browsing mengerjakan tugas-tugas sekolah, namun masih tetap perlu pendampingan dan pemantauan dari orang tua, karena menghadapi mereka gampang-gampang sulit. Setiap siswa memiliki kemampuan membaca dan menulis tersendiri, karena setiap siswa dilahirkan dengan kelebihan masing-masing. Ada siswa yang unggul dibidang akademik, sebaliknya ada siswa yang bersinar diluar kelas, namun dipelajaran sejarah mereka tidak begitu ketara berbeda kemampuanya terutama dimasa pandemi Covid-19, salah satu potensi yang dapat diasah dikembangkan perlu diasah dimasa ini adalah potensi membaca dan menulis makalah ilmiah tentang suatu sejarah. Dimasa pandemi Covid-19 Google sebagai pengganti guru dan sumber buku bacaan yang tidak pernah marah dan serba tau. Masa pandemi Covid-19 ini akan menjadi sejarah yang tercatat dibuku sejarah dunia Semoga masa pendemi ini menjadi kenangan sejarah yang indah dimasa mendatang, Aamiin.
Apriani dewi, S.Pd (Guru Pelajaran Sejarah SMA N 2 Bengkalis)