BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Kantor DPRD Kampar penuh sesak pada Senin (11/3) pagi. Tidak kurang dari 282 orang tenaga guru honor kategori K2 yang mengikuti tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mengadu ke DPRD Kampar. Mereka adalah guru honorer K2 yang tidak lolos pada tes yang dilakukan pada Februari lalu. Mereka gagal kebanyakan karena tidak lulus passing grade dan tidak lengkap persyaratan.
Marlin menyebutkan, hingga hari ini dirinya menerima honor komite Rp350 ribu perbulan. Sementara beban mengajar mereka sama seperti guru SD lainnya, sampai 24 jam sepekan. Dirinya berharap pemerintah lebih memperhatikan mereka. Terutama akhir-akhir ini mendengar kartu pra kerja yang dicanangkan pemerintah membuat Marlin merasa makin sedih.
Terkait ketidakkelulusan 282 guru K2 dari total 400-an yang ikut tes itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar Santoso menyebutkan akan memperjuangkannya. Dalam rapat yang dipimpinan Ketua Komisi B DPRD Kampar Zumrotun itu, Santoso menyebutkan akan mengupayakan kelulusan kepada semua guru honorer K2 yang mengikuti tes tersebut.
‘’Yang ikut ujian sekitar 462 dan yang tidak lulus 282 orang. Yang tidak lulus ini juga sudah dilakukan lobi kepada menteri. Namun menteri menilai guru adalah orang yang paling berjasa dan harus profesional, kelulusan mereka memang diharapkan berdasarkan hasil ujiannya masing-masing,’’ sebut Santoso.
Namun dirinya meminta para guru honorer yang datang dari berbagai daerah itu tidak putus asa. Tidak lulus pada tes sebelumnya menurut Santoso masih bisa mengikuti ujian selanjutnya.
‘’Kami harapkan mereka mengikuti ujian selanjutnya. Karena kata Menteri kemaren, ujian untuk pengangkatan akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Jadi kami minta ibu-bapak guru ini bersabar dulu sambil mempersiapkan diri untuk tes selanjutnya,’’ sebut tutup Santoso.(end)