10 Alumni SMAN 1 Bangkinang Kota Beasiswa Eropa

Pendidikan | Jumat, 10 Agustus 2018 - 13:30 WIB

10 Alumni SMAN 1 Bangkinang Kota Beasiswa Eropa
BEASISWA EROPA: Para penerima beasiswa Eropa dari SMAN 1 Bangkinang Kota yang baru tamat 2018 ini. Berfoto bersama dengan Kepala SMAN 1 Bangkinang Kota M Hendra Yunal MSi dan Ketua Komite Drs H Amirullah Harun di depan sekolah, Kamis (9/8/2018).

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Sebanyak sepuluh alumni SMAN 1 Bangkinang Kota yang baru tamat tahun ini lolos kuliah ke luar negeri. Hebatnya, semuanya mendapat beasiswa di berbagai universitas di Eropa. Mulai dari Turki hingga Jerman.

 

Baca Juga :Hari Ini, Pintu Tol XIII Koto Kampar Dibuka

Kepala SMAN 1 Bangkinang Kota M Hendra Yunal MSi menyebutkan, catatan sepuluh ini merupakan perdana dan belum pernah sebelumnya. Jumlah itu juga merupakan sebuah rekor baru di Kampar, ditambah lagi semuanya dengan beasiswa.

  

‘’Ini adalah sebuah kebanggaan tentunya bagi kami semua, atas capaian para siswa kami ini. Tentu besar harapan mereka akan sukses diperantauan, membawa nama baik sekolah dan mengharumkan nama Riau dengan pulang membawa ijazah. Capaian ini kami hadiahkan untuk Hari Jadi ke-61 Provinsi Riau yang kebetulan jatuh pada hari ini,’’ ujar Hendra, Kamis (9/8) siang.

 

Hendra memuji motivasi dan semangat para siswanya yang berkeinginan untuk berkuliah keluar negeri. Sekolah menurutnya selalu memberikan dukungan penuh kepada siswa untuk mencapai cita-cita mereka. Baik di bidang akademik maupun nonakademik.

Sebanyak tujuh dari tiga siswa tersebut merupakan siswa jurusan bahasa. Mereka adalah A’an Al Farezi di Universitas Sulaiman Demira, Fajri Destuano, Imam Akbar Ginola dan Muhammad Fahruk Rozi di Universitas Sakarya  yang semuanya di Turki. Kemudian, Muhammad Julfi Annur di Kazakastan, Maryolanda Zaini di Humboldt University Jerman, Tiara Damayanti di Wina University Austria,  Putra Ramadhan di Kazan University of Architec and Civil Engineering Rusia, Al Muamaas Zikri di Tartu University Estonia dan Mahbi Maulaya di University of Helsinski Findlandia.

 

Yang mencolok diantara sepuluh itu adalah Tiara, yang kuliah di Wina, Austria. Siswi jurusan IPA ini bahkan mengambil kuliah kedokteran di negara yang berada di tengah-tengah benua Eropa tersebut. Dirinya sempat tidak dapat izin dari orangtua karena begitu jauhnya tempat kuliah. Apalagi sang ayah sudah meninggal.

  

‘’Pertama memang ibu tak mengizinkan, apalagi memikirkan soal biaya. Tapi saya berhasil meyakinkan ibu dengan kegigihan dan perjuangan saya untuk mendapatkan beasiswa ini dan saya diizinkan,’’ sebut Tiara.

 

Tiara tidak gentar dengan perbedaan budaya dan bahasa di sana. Bahkan dirinya sudah melakukan riset bagaimana kehidupan di ibu kota Austria itu. Dirinya makin senang, ternyata sudah ada 20 mahasiswa Indonesia yang masih aktif kuliah di Wina.

Lain cerita dengan Maryolanda. Siswa jurusan bahasa ini antusias menanti keberangkatannya untuk kuliah jurnalistik di Berlin, Jerman. Maryo yakin karena dirinya sudah ikut ekstrakurikuler bahasa Jerman di SMAN 1 Bangkinang Kota. ‘’Saya dari awal memang punya niat kuliah di Jerman dan akhirnya kesampaian. Berangkatnya September nanti,’’ sebut Maryo.

Salah satu lembaga yang berperan dalam membantu para siswa ini mendapatkan beasiswa ke luar negeri adalah Yayasan Pengkaderan Anak Riau yang didukung Dr Mustafa Umar dan Ustadz Abdul Somad Lc MA. Ketua Yayasan Ilham Afandi yang juga warga Kampar menjelaskan, yayasan yang didirikan pada 2017 lalu ini merupakan wadah motivasi, informasi, diskusi dan fasilitator bagi mahasiswa Riau untuk berkuliah ke luar negeri.

 

‘’Kami melakukan pembinaan kepada calon mahasiswa yang kuliah luar negeri. Mengarahkan mereka, menfasilitasi mereka dengan jaringan alumni dan mahasiswa Indonesia di luar negeri, termasuk dalam memberikan rekomendasi,’’ terang Ilham.

  

Peran penting yayasan ini tidak hanya mencarikan kampus dan beasiswa, tapi jauh yang lebih penting adalah pengurusan dan pembiayaan awal menjelang mendapatkan beasiswa tersebut. Menurut Ilham, pengurusan seperti visa dan berbagai hal terkait pra keberangkatan yang sering menjadi batu sandungan bagi penerima beasiswa luar negeri yang berasal dari daerah jauh dari ibukota seperti Riau.

‘’Mereka memang dapat beasiswa bahkan ada yang beasiswa penuh sampai wisuda. Tapi untuk biaya transportasi berangkat, mengurus visa dan lainnya, termasuk kadang deposit awal yang cukup besar, ini yang kami carikan solusi di yayasan ini. Yayasan ini bukan yayasan beasiswa, makanya kami selalu terbuka menerima sumbangan, CSR dan lainnya,’’ sebut Ilham.(c)

(Laporan HENDRAWAN, Bangkinang)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook