(RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), masyarakat maupun dunia pendidikan negeri ini patut berbangga. Itu dikarenakan raihan prestasi gemilang yang ditorehkan oleh siswa/siswi SMP/MTs pada 2019 ini.
Di tahun 2019 ini, tepat tiga tahun pemerintahan Bupati Kuansing Drs H Mursini MSi dan Wakil Bupati H Halim, hasil peringkat Ujian Nasional (UN) melonjak naik. Dari urutan terakhir 12 kabupaten/kota di Riau, naik menjadi peringkat dua se-Riau.
Prestasi yang diraih itu, bukan datang begitu saja. Melainkan hasil kerja keras yang dilakukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kuansing, Korwil Pendidikan, kepala sekolah bersama majelis guru, wali murid beserta siswa/siswi yang mengikuti UN 2018/2019.
“Ini hasil kerja keras bersama. Termasuk dukungan pak bupati dan wakil bupati Kuansing yang mendorong terus upaya peningkatan mutu pendidikan Kuansing,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kuansing Jupirman Spd, Senin (5/8).
Disdikpora telah memulai langkah-langkah perbaikan mutu pendidikan Kuansing, terutama anak didik dalam menghadapi ujian nasional (UN). Intensitas itu, sudah dimulai sejak 2017, namun belum membuahkan hasil.
Kemudian Disdikpora melakukan penguatan kembali dengan melakukan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Universitas Riau yang kemudian ditindaklanjuti dengan FKIP Universitas Riau.
Disdikpora tidak berputus asa, melainkan semakin mengintensifkan upayakan yang dilakukan untuk perbaikan. Bersama Universitas Riau, Disdikpora Kuansing melakukan penguatan kompetensi guru-guru terutama guru mata pelajaran yang di UN kan.
Dalam berbagai pertemuan rutin musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) setiap bulan, yang diikuti guru-guru bersama kepala sekolah, ia selalu menyampaikan agar kepala sekolah bersama guru-guru harus membuat dan merencanakan, apa yang mereka programkan untuk upaya peningkatan mutu anak didik terutama menghadapi UN. “Kita minta sekolah menyiapkan program kerja mereka,” paparnya.
Disdikpora secara rutin melakukan pemantauan perkembangannya. Program itu, kemudian dibahas dan diperkuat secara intensif pula dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) terutama guru mata pelajaran yang di UN kan. Kepala sekolah bersama guru-guru mata pelajaran yang di UN kan menindaklanjutinya dengan melakukan diskusi secara serius dan semangat. Mereka dibimbing dan di latih membuat kisi-kisi soal serta menganalisa standar kelulusan.
Bahkan, sekolah mengundang Disdikpora Kuansing serta tim Pusat Kurikulum (Puskur) untuk melakukan pendalaman materi-materi mata pelajaran yang di UN kan.
Setelah dilakukan beberapa kali, Disdikpora bersama pihak sekolah melakukan tes pada siswa-siswi SMP/MTs se-Kuansing. Pada tes tahap pertama, hasil pencapaian anak didik baru diatas 50 persen. Disdikpora kemudian kembali melakukan tes tahap dua. Hasilnya, persiapan dan pemahaman anak didik semakin pesat dengan pencapaian 75 persen. Hasil itu semakin meningkat pada hasil tes tahap tiga dengan pencapaian 97 persen. “Dan ini sudah diatas rata-rata,” ujar Jupirman.
Meski hasil tes tiga kali yang dilakukan sudah sangat baik, Disdikpora belum berpuas hati. Bersama dengan sekolah, Disdikpora melakukan tryout menghadapi UN. Tryout sendiri dilakukan sebanyak empat kali. Dua kali dilakukan sekolah secara mandiri dengan menggunakan dana BOS dan dua kali tryout dilakukan Disdikpora secara serentak pada anak didik.
Disdikpora juga melakukan sosialisasi pada sekolah maupun wali murid untuk mengatur jadwal kegiatan anak di rumah pada orang tua murid. Yakni dengan memfokuskan pada persiapan anak menghadapi UN.
Langkah lain adalah dengan mengingatkan pada setiap sekolah untuk menyelesaikan kurikulum semester ganjil 75 persen. Sehingga di semester genap, tinggal 25 persen materi kurikulum yang harus di tuntaskan. Sisa, difokuskan pada upaya-upaya menghadapi UN.
Hasil pelaksanaan tryout pertama, pencapaian anak didik 75 persen. Tryout kedua hampir mencapai 90 persen. “Ini beberapa upaya yang kita gesa secara bersama. Akhirnya, membawa Kuansing meraih peringkat dua se-Riau, UN SMP/MTs 2018/2019,” ujarnya.
Sebetulnya, kata Jupirman, dalam ujian nasional kemaren ada dua model, yakni UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dan UNKP( Ujian Nasional Kertas Dan Pensil). Hasil ujian UNBK, siswa/siswi MTs Kuansing sukses meraih peringkat I di Riau. Sementara tingkat SMP, Kuansing peringkat II. Dari hasil akumulasi SMP/MTs, Kuansing berada di peringkat II selisih beberapa poin dari raihan Kota Pekanbaru.
Meski hasil UN bukan satu-satunya alat ukur kualitas pendidikan, UN tetap menjadi salah satu perbaikan Disdikpora.
Tetap Optimis
Meski pada UN SMP/MTs Kuansing meraih prestasi gemilang dengan peringkat II, Kadis Disdikpora mengingkatkan jajarannya, mulai dari guru-guru, kepala sekolah, korwil pendidikan, untuk tidak berpuas diri terhenti hingga di situ. Tetapi, prestasi yang sudah diraih menjadi motivasi untuk dipertahankan pada pelaksanaan UN 2019/2020.
Menurutnya, dengan berbekal pengalaman yang sudah ada, pola kerja yang sudah di pahami, semangat kalangan Korwil, kepala sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan mutu pendidikan, Disdikpora yakin prestasi itu dapat di pertahankan.
Sekarang, kasek dan guru-guru di sekolah setiap Sabtu, rutin melakukan evaluasi apa yang telah dikerjakan dari Senin sampai Jumat. Di samping melakukan evaluasi, mereka juga menyiapkan dan membahas agenda kerja satu pekan ke depan.
Di 2019 ini, Disdikpora berencana melengkapi sarana dan prasarana komputer yang belum memilikinya. Sehingga seluruh SMP di Kuansing nanti bisa mengikuti UNBK.
“ Kalau UN tahun lalu, baru MTs yang 100 persen ujian UNBK. Sementara SMP 16 sekolah. Mudah-mudahan tahun depan sudah 100 persen,” paparnya.
Sementara untuk fasilitas jaringan internet ke sekolah, katanya, disiapkan Diskominfo di 2019 ini. Sehingga, sebelum pelaksanaan UN tahun depan bisa dimanfaatkan sekolah untuk melatih anak didik mereka. Di tingkat Sekolah Dasar (SD), Disdikpora memberikan apresiasi atas keterlibatan PT RAPP. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) melakukan pembinaan terhadap 13 SD dalam manajemen sekolah serta bagaimana menjadi sekolah Adiwiyata. Disdikpora berharap, upaya itu bisa di sebarkan ke jenjang pendidikan SMP.(adv)