PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pihak Universitas Riau mendorong mahasiswanya berpartisipasi dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 melalui kegiatan kuliah kerja nyata (kukerta) relawan yang dibuka untuk para mahasiswa tahun ketiga sebagai pengganti model kukerta biasa yang seharusnya dijalankan mulai Juni.
Salah satu tim yang mengikuti program Kukerta Relawan Covid-19 adalah tim TCV’17 (Tanggap Coronavirus’17) yang beranggotakan Pivi Yordani, Asmaul Khusna, dan Pricilia Simarmata yang merupakan tiga orang mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Dikatakan Pivi Yordani, tim ini berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran Unri serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau.
Tim ini dibimbing satu dosen instruktur dari Fakultas Kedokteran Unri yaitu dr Suyanto MpH PhD, dan satu dosen pembimbing lapangan (DPL) dari LPPM yaitu Dr Deviona SP MP.
Timnya berfokus pada bidang komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang dijalankan melalui sistem daring (online) kepada masyarakat umum dengan maksud membantu pencegahan penyebaran Covid-19 seluas-luasnya dengan menggunakan berbagai sarana kreatif.
"Kami membuat beberapa poster mengenai Covid-19 yang dibagikan melalui media sosial dan juga blog khusus TCV’17," ungkap Pivi sebagai ketua tim TCV’17.
Selain itu, ditambahkan Asmaul, mereka juga menciptakan video edukasi yang diunggah ke situs YouTube dan dibagikan juga melalui media sosial lainnya.
Lalu memberikan edukasi berupa penyampaian materi interaktif dengan membentuk virtual community di What’sApp.
Adapun sasarannya yaitu sekelompok guru SMP, mahasiswa, siswa-siswi SMA dan beberapa kelompok masyarakat lainnya.
"Ada sekitar 67 orang yang ada di dalam grup tersebut, di mana TCV’17 menaruh harapan mereka mampu membagikan informasi yang sudah kami terangkan di grup kepada masyarakat yang lebih luas," ucap Asmaul.
Selain itu, mereka menjaga posko relawan Covid-19 di Fakultas Kedokteran. Di posko ini mereka menerima donasi alat pelindung diri serta membantu mendistribusikan APD ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang membutuhkan alat-alat tersebut.
Tidak hanya itu, para mahasiswa ini turut serta membantu para dokter yang bekerja di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad sebagai salah satu laboratorium penunjang diagnosis COVID-19 di Provinsi Riau.
"Kami tidak diperbolehkan untuk turun langsung dalam pengujian sampel pasien, namun tugas kami sebagai mahasiswa adalah memasukkan data RNA Extraction, membantu mencatat hasil pemeriksaan sampel, memperbaharui data yang diperoleh pada database Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan serta melakukan crosscheck terhadap data sebelumnya yang sudah ada," ujar Asmaul setelah menyelesaikan tugas jaganya di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad.
Sebagai mahasiswa kedokteran, ditambahkan Pricilia, tidak mungkin mereka hanya berdiam diri melihat situasi Covid-19 yang sedang terjadi.
"Untuk itu kami berusaha sepenuh hati untuk membagikan ilmu yang kami dapatkan demi membantu memutuskan rantai penyebaran Covid-19 melalui edukasi kepada masyarakat," sebutnya.(mng)