BAGANSIAPI-API (RIAUPOS.CO) – Bahasa Indonesia akan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri kalau masyarakat Indonesia menghargainya. Cara menghargainya adalah dengan menggunakannya secara benar, sesuai aturan yang berlaku dan telah disepakati, baik secara lisan maupun tertulis.
Jika tidak, maka bahasa Indonesia akan terus menjadi momok bagi masyarakatnya sendiri, terutama dalam pendidikan di sekolah-sekolah. Sebab, selama ini, dalam ujian nasional (UN), justru bahasa Indonesia dianggap sebagai pelajaran paling sulit. Ini terlihat dari hasil. Banyak siswa yang gagal lulus karena ujian bahasa Indonesia-nya tak mencapai nilai minimal kelulusan.
Hal itu disampaikan Balai Bahasa Provinsi Riau Drs Agus Sri Danardana dalam pembukaan acara Penguatan Keprofesionalan Guru Bahasa Indonesia Se-Kabupaten Rokan Hilir 2015 di Bagan Siapi-api, Senin (2/11). Acara ini diikuti 120 guru dari bahasa Indonesia dari SD, SLTP, dan SLTA, diselenggarakan di Kampus Unri Rohil, dan akan berakhir Kamis (5/11).
“Dulu, di sekolah berstandar internasional (SBI, red) bahasa pengantarnya adalah bahasa asing. Sekarang, meskipun ada sekolah yang masih bandel, sudah diwajibkan bahwa bahasa pengantarnya harus bahasa Indonesia. Ini salah satu intervensi pemerintah yang positif untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri,” jelas Danardana.
Dalam acara ini, ujar Danardana, guru-guru mendapat pembekalan dan gambaran tentang aspek-aspek pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks sebagai persiapan penerapan Kurikulum 2013. Tiga narasumber yang menjadi pembicara dalam acara ini adalah Agus Sri Danardana, Imelda Yance MHum, dan Dessy Wahyuni MPd.