PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) -- PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari Grup APRIL, kembali meluncurkan program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program (FFVP) di Kabupaten Pelalawan.
Program ini merupakan inovasi holistik grup APRIL sebagai upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekaligus edukasi dan pemberdayaan masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini. Tahun 2021 ini, sebanyak 15 desa dari Kabupaten Pelalawan turut andil dan berkomitmen untuk menjaga wilayahnya dari karhutla.
Program desa bebas api RAPP sebagai sebuah upaya pencegahan dini karhutla yang melibatkan belasan desa di Negari Seiya Sekata ini, mendapat apresiasi Bupati Pelalawan H Zukri. Pasalnya, dengan adanya program ini, RAPP telah membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan dalam penanggulangan karhutla dan mewujudkan Pelalawan Bebas Api.
"Ya, perlu kita ketahui mayoritas desa yang ikut dalam program desa bebas api ini, berada di kawasan gambut yang cukup luas dan dalam, sehingga sangat rawan terjadi karhutla. Untuk itu, saya mengapresiasi langkah yang diambil oleh RAPP yang mengajak desa-desa untuk mencegah karhutla di Negeri Amanah ini," terang Bupati Pelalawan H Zukri kepada Riaupos.co usai mengikuti acara hibrid penandatanganan kerja sama Program Desa Bebas Api antara PT RAPP dengan 15 Desa, Kamis (29/7/2021) di Kantor Bupati Pelalawan, Pangkalan Kerinci.
Diungkapkan Zukri yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Riau ini, dirinya mengharapkan desa-desa peraih penghargaan program PT RAPP, dapat memanfaatkan bonusnya dengan baik. Khususnya untuk melengkapi peralatan pemadam serta pemberdayaan Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai ujung tombak desa di lapangan.
"Selain itu, saya juga meminta agar para kepala desa di Kabupaten Pelalawan ini, harus bisa segera memetakan wilayahnya. Khususnya lahan gambut tidur yang berpotensi kebakaran. Intinya, kita tidak lagi bicara penanganan atau pemadaman, melainkan pencegahan dengan pemetaan risiko. Walaupun terjadi kebakaran, lebih cepat ditanggulangi. Jadi, jangan sampai gara-gara karhutla ini, lingkungan rusak dan berdampak ekonomi kita pun bisa hancur dibuatnya," papar mantan Wakil Ketua DPRD Riau ini.
Sementara itu, Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmoko SIK diwakili Kabag Ops Kompol Daud Sianturi mengatakan, program Desa Bebas Api menjadi motivasi untuk desa-desa yang ada di Kabupaten Pelalawan.
"Tujuannya baik sekali agar desa-desa yang ada terpacu untuk menjaga wilayahnya dari kebakaran. Kami mengapresiasi gagasan RAPP ini agar wilayah kita terbebas dari karhutla dan kabut asap, sehingga pemerintah, TNI dan Polri juga terbantu," bebernya.
Di tempat yang sama, Direktur PT RAPP Mulia Nauli menjelaskan, sejak Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program (FFVP) ini diluncurkan pada 2013 lalu, tingkat karhutla berhasil diturunkan dari 4.279 hektare pada tahun 2013 menjadi 22 hektare pada tahun 2020 di desa-desa peserta program Desa Bebas Api. Capaian ini, berkat kerja sama dan peran serta seluruh pemangku kepentingan yang terlibat. Bahkan, hingga saat ini, RAPP telah bermitra dengan 39 desa di 5 kabupaten di Provinsi Riau, mencakup total wilayah sekitar 803.684 hektare. Untuk Kabupaten Pelalawan sebanyak 18 desa sudah mengikuti program Desa Bebas Api.
"2021 ini, ada 15 desa di Kabupaten Pelalawan terlibat dalam Program Desa Bebas Api, yaitu Lalang Kabung Kecamatan Pelalawan, Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur dan Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci. Sedangkan untuk Program Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community (FRC), yaitu Desa Ransang, Sungai Ara, Sering dan Kelurahan Pelalawan Kecamatan Pelalawan. Kemudian Kelurahan Langgam, Desa Penarikan, Pangkalan Gondai Kecamatan Langgam. Juga Kelurahan Teluk Meranti, Desa Teluk Binjai, Desa Petodaan, Kuala Panduk dan Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti," ujarnya.
Program Desa Bebas Api, lanjut Mulia Naoli, memiliki lima elemen sebagai strategi untuk mewujudkan "zero fire" antara lain penghargaan kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar, serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di tujuh lokasi.
"Pengalaman kami (grup APRIL) selama ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang kuat dengan masyarakat diiringi dengan kemampuan deteksi dini dan kekuatan pemadaman menjadi kunci dalam mencegah karhutla di musim kemarau. Apresiasi kami terhadap pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, TNI, Polri, BNPB, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Manggala Agni, kecamatan desa, para crew leader serta seluruh pihak yang turut menyukseskan program ini," tutupnya.
Laporan: Muhammad Amin Amran (Pangkalankerinci)
Editor: Rinaldi