KUALA KAMPAR, (RIAUPOS.CO) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pelalawan menemukan sejumlah hotspot (titik panas) yang sudah menjadi titi api (fire spot) terpantau di Pelalawan pada Selasa (9/9) sore lalu.
Titik api yang timbul di Desa Sungai Solok, Kecamatan Kuala Kampar ini, sudah membakar lahan kebun kelapa milik warga seluas 3 hektare. Beruntung tim reaksi cepat (TRC) BPBD Pelalawan bersama tim satgas Karhutla Pelalawan (TNI/Polri) serta tim rayon Kecamatan Teluk Meranti cepat melakukan upaya penanggulangan.
Sehingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut dapat segera diantisipasi agar tidak menjadi meluas.
Hal ini disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs H Abu Bakar FE MAp kepada Riau Pos, Rabu (10/2) kemarin melalui selulernya.
Dikatakannya, titik api yang muncul mulai terpantau sejak Senin (8/2) sore lalu hingga Selasa (9/2) sekitar pukul 17.00 WIB kemarin di Desa Sungai Solok, Kecamatan Kuala Kampar.
"Dampak munculnya titik api ini, setidaknya ada kurang lebih 3 hektare lahan kebun kelapa milik masyarakat tempatan serta sebagian semak belukar. Namun demikian, berkat kerja keras tim gabungan di lapangan, maka Alhamdulillah saat ini api yang membakar lahan di daerah lumbung padi Kabupaten Pelalawan (Kecamatan Kuala Kampar, red) tersebut, sudah berhasil dipadamkan,"
terangnya. Ia juga menyebutkan Rabu (10/2), Pelalawan nihil hotspot dan firespot meski BMKG Riau merilis tiga hotspot ditemukan di Negeri Amanah tersebut.
Diungkapkan Abu Bakar yang menjabat Kepala Satuan Polisi Pamong praja (Kasat Pol PP) dan Pemadam kebakaran (Damkar) Pelalawan ini, bahwa sejak Senin (8/2) lalu hingga Rabu (10/2) pagi, tim gabungan sudah melakukan upaya pemadaman karhutla tersebut menggunakan mesin pompa air serta selang. Selain itu, tim juga melakukan penyekatan dan isolir api agar tidak meluas.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras tim gabungan yang melakukan upaya pendinginan, maka saat ini api dan asap sudah hilang dan hanya tinggal menyisakan puing terbakar di atas kebun kelapa milik masyarakat serta lahan semak belukar,’’ jelasnya.
Abu Bakar menambahkan, pasalnya di lokasi yang sebelumnya terbakar ini, cukup banyak pasokan air dari sejumlah parit atau kanal, sehingga api dapat cepat dipadamkan. Sejauh ini karhutla di Desa Sungai Solok ini dapat dikendalikan, sehingga api tidak meluas membakar lahan lainnya.
Untuk itu, sambung mantan Sekretaris DPRD (Sekwan) Pelalawan ini, pihaknya terus mengimbau agar masyarakat yang memiliki lahan di daerah rawan karhutla, khususnya lahan gambut, dapat meningkatkan pengawasan untuk menjaga lahan masing-masing. Apalagi, berdasarkan data BMKG, Februari ini sudah memasuki awal musim kemarau kering.
"Jadi, jika ada titik api yang terpantau di lahan masyarakat, maka kita minta dapat segera dilaporkan kepada aparat desa agar dapat cepat dilakukan penanggulangannya. Dengan demikian, maka karhutla tidak meluas dan menyebabkan munculnya bencana kabut asap," ujarnya.
Selain itu, sambung Abu Bakar, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada sejumlah pihak perusahaan untuk melakukan antisipasi dan penanggulangan karhutla. Salah satunya menyiapkan sarana prasaran pemadam kebakaran serta membuat embung sebagai sumber vital pemadaman api secara dini.
"In sya Alaah pekan depan kita akan menggelar rapat gabungan bersama seluruh pihak, baik perusahaan, OPD dan juga dan juga masyarakat. Rapat ini akan membahas langkah konkrit komitmen bersama, agar Negeri Amanah ini dapat menjadi daerah zero karhutla dan bebas asap," tutupnya.(amn)