PELALAWAN (RIAUPOS.CO) -- Curah hujan yang tinggi di sejumlah wilayah di Kabupaten Pelalawan sejak sepekan terakhir menyebabkan meluapnya debit air di Sungai Nilo, khususnya di Desa Lubuk kembang Bunga, Kecamatan Ukui. Akibat dampak meluapnya air sungai tersebut, telah membuat ruas badan jalan digenangi air dengan ketinggian mencapai 30 cm. Meski mengganggu aktivitas masyarakat setempat, namun jalan masih bisa dilalui masyarakat menggunakan kendaraan.
"Ya, curah hujan yang telah terjadi sejak sepekan terakhir khususnya pada Ahad (8/12) malam, telah menyebabkan ruas jalan darat di Desa Lubuk Kembang Bunga direndam air dengan ketinggian mencapai 30 cm. Dimana air Sungai Nilo meluber hingga merendam jalan karena air kiriman dari hulu di Indragiri Hulu (Inhu). Dan musibah bencana banjir ini merupakan musibah rutinitas tahunan yang dialami warga di Desa Lubuk Kembang Bunga," terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi kepada Riau Pos, Senin (9/12).
Meski saat ini air sudah merendam dan menggenangi ruas badan jalan, namun kondisi banjir tidak sampai merendam rumah warga. Pasalnya, warga yang telah terbiasa mengalami bencana tahunan ini telah terlebih dahulu melakukan antisipasi dengan membuat rumah panggung dengan ketinggian 3 hingga 5 meter dari ketinggian air Sungai Nilo.
"Jadi sejauh ini, berdasarkan laporan dari pihak kecamatan Ukui belum ada rumah warga yang direndam banjir. Karena warga telah mengantisipasi terlebih dahulu dengan membuat rumah panggung. Tapi, kalau rumah warga yang terdampak banjir ada dua unit. Dimana kedua rumah tersebut berada di dekat Sungai Nilo hingga terdampak langsung," terangnya.
Ditambahkan mantan Asisten Administrasi bidang Pemerintahan Setdakab Pelalawan ini, bahwa untuk langkah penanggulangan bencana banjir ini pihak Kecamatan Ukui telah membuka posko kesehatan di kantor desa Lubuk kembang bunga. Bahkan, pihaknya juga telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) ke desa tersebut untuk memantau perkembangan banjir serta melakukan evakuasi korban jika kondisi debit air Sungai Nilo kian mengkhawatirkan. Apalagi Pemkab Pelalawan telah menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor dari tanggal 4 hingga 31 Desember. Sehingga langkah-langkah penanggulangan banjir di Negeri Seiya Sekata ini telah dipersiapkan.
"Kita dari BPBD Pelalawan bersama pihak kecamatan, terus intens melakukan pemantauan perkembangan debit air sungai baik sungai Nilo maupun sungai Kampar. Dan kita juga intens berkoordinasi dengan Pemkab Kampar serta PLTA Koto panjang. Sehingga jika banjir bandang terjadi, maka kita dapat melakukan penggulangan secara cepat agar tidak terjadi korban jiwa," tukasnya.
Ia menambahkan, ada sebanyak 27 desa masuk dalam peta rawan banjir di Pelalawan yang tersebar di enam kecamatan. Yakni Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Bunut, Kecamatan Ukui dan Kecamatan Teluk meranti.(nda)
Laporan M AMIN, Ukui