Membangun Budaya Baca dengan Festival Literasi

Pekanbaru | Kamis, 31 Oktober 2019 - 13:23 WIB

Membangun Budaya Baca dengan Festival Literasi
Foto bersama: Kaperpusnas Dr Muh Syarir Bando (jas hitam), Wawako Ayat Cahyadi (kemeja putih), Kadispusip Kota Pekanbaru Nelfiyonna (jilbab pink) berfoto bersama usai acara, Rabu (30/10/2019). (*3/MIRSHAL/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- "Salam Literasi Ayo Membaca, Salam Literasi Ayo ke Pustaka, Siap? Yes" Terdengar merdu yel-yel perpustakaan di ruang acara Literasi Membaca yang ditaja oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Pekanbaru, di Ballroom Hotel Aryaduta, Rabu (30/10). 

Tampak hadir Kaperpusnas Dr Muh Syarir Bando MM Wakil Wali Kota Pekanbaru HAyat Cahyadi,  Kadispusip Provinsi Riau Dr Hj Rahima Erna MSi, dan seluruh tamu undangan. 


Dalam sambutannya Kadispusip  Ir Hj Nelfiyonna mengatakan, Festival Literasi merupakan puncak kegiatan di 2019. Di mana sebelumnya, sudah mengadakan lomba perpustakaan sekolah tingkat SMP dan SMA, duta baca, lomba mewarnai untuk anak TK dan berbagai lomba lainnya.

Pun katanya, akan ada pengukuhan duta baca dan bunda baca serta pengukuhan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). “Tak hanya itu, kegiatan ini nantinya akan berkelanjutan dan akan mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial,” sebutnya.

Selain memiliki Pekanbaru, dinas juga menjalin kerja sama dengan banyak pihak dalam upaya meningkatkan minat baca. “Dinas juga mendapat sejumlah hibah buku dan non buku dari berbagai pihak. Serta menjalin kerjasama sebagai upaya meningkatkan minat baca,” imbuhnya.

Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Forum Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Pekanbaru, Kampung Dongeng, GenBI, Forum Lingkar Pena serta pihak lainnya. Ada juga kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi serta sekolah.

Kemudian Kaperpusnas Dr Muh Syarif Bando melakukan pengukuhan Bunda Baca dan Duta Baca. Disusul dengan pengukuhan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). Selanjutnya turut serta memberi sambutan bahwa literasi tidak hanya mengenal huruf, kata maupun kalimat namun mengumpulkan sebanyak mungkin bahan bacaan. Pun kemampuan mampu menyimpulkan secara tersurat dan tersirat dari buku untuk menciptakan gagasan baru dan ide suatu bangsa.

"Bangsa kita tidak boleh dihina. Budaya baca Indonesia tinggi buktinya ada kuda baca, becak baca, sepeda baca dan lainnya. Hanya saja bahan bacaannya yang kurang dan ini menjadi tantangan untuk Indonesia. Hadirkanlah buku-buku yang sesuai kebutuhan," sebutnya.

Selain itu, membaca memang sangat penting diatur dalam Permendagri No.23/2014. Dalam permendagri No.33 2019 komponen yang perlu dibiayai oleh APBD salah satunya tentang kelembagaan perpustakaan.(*3)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook