Tolak Rusunawa Tempat Karantina TKI

Pekanbaru | Selasa, 31 Maret 2020 - 11:28 WIB

Tolak Rusunawa Tempat Karantina TKI
Warga di Kelurahan Bambu Kuning memasang spanduk penolakan bentuk protes Rusunawa Rejosari dijadikan tempat karantika bagi TKI yang datang dari Malaysia, Senin (30/3/2020).(MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dampak dari dipulangkannya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Indonesia dari Malaysia akibat mewabahnya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru harus menyiapkan tempat bagi warganya yang juga ikut dipulangkan. Bagi TKI asal Pekanbaru, terlebih dahulu akan diisolasi selama 14 hari di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rejosari di Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya.

Dijadikannya Rusunawa Rejosari, sebagai lokasi isolasi TKI asal Pekanbaru ini diungkapkan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST, Senin (30/3). "Karantina TKI ini kami siapkan di Rusunama di Rejosasi Teluk Lembu Ujung," kata dia.


Tapi kebijakan pemerintah ini ditolak oleh warga sekitar Rusunawa Rejosari. Penolakan itu ditandai dengan demo pada Senin (30/3) siang di depan Rusunawa Rejosari.

Untuk diketahui, Rusunawa Rejosari memiliki tiga tower (bangunan). Setiap tower memiliki 90 kamar. Artinya total 270 kamar. Setiap tower terdiri lima lantai.

Rusunawa ini sendiri sudah ada penghuninya. Pada tower I terdapat 13 kepala keluarga (KK), tower II tiga KK, dan tower III empat KK. Saat karantina TKI, para penghuni atau penyewa di tower II dan III harus pindah ke tower I yang berada di depan.

Kondisi ruangan pun cukup fasilitas. Bagi penyewa membawa perlengkapan sendiri. Di mana isi dari setiap ruangan hanya difasilitasi kamar mandi beserta toilet, kamar utama, dapur dan ruang tamu.

Salah satu warga sekitar, Andri yang tinggal di belakang rusunawa mengatakan warga menolak Rusunawa Rejosari dijadikan tempat karantina TKI. Katanya, rusunawa berdekatan dengan masyarakat. "Yang jelas warga di sini menolak. Begitu juga saya. Kalau bisa yang jauhlah dari pemukiman warga. Jangan di sini. Kenapa nggak di kantor wali kota yang di Jalan Badak saja?" ungkapnya kesal.

Menurutnya, selain berdekatan dengan rumah warga pun berdekatan dengan sekolah. Dikhawatirkan akan membawa virus dan atau menularkan. Tak hanya itu, sejumlah orang yang menyewa di Rusunwa pun mengaku terkejut akan pemberitahuan dari pihak rusunawa terkait adanya TKI yang akan dikarantina di tempatnya bernaung selama ini. Sebab pemberitahuan itu sampai ke penyewa pada Senin (30/3) pagi.

"Saya terkejut karena baru dapat kabar pagi tadi. Dan sore ini harus pindah," sebut Ari Wibowo penyewa Rusunawa di tower II.

Ari yang sudah menyewa selama dua tahun itu mengaku sedikit kecewa. Namun demikian, dirinya harus mengikuti. "Meski pindah ke tower I yang di depan, namun kan ini barang cukup banyak. Belum lagi bersih-bersihnya. Seolah kaya mindahin kucing saja," terangnya.

Kemudian, ia pun menanggapi, lebih kepada dampak. "Di mana orang tak terdampak jadi terdampak. Saya menolak akan hal ini," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh penyewa bernama Yudi. Secara umum, Yudi mengatakan tidak pas. "Artinya,  ini kan wabah mengapa dipindah ke sini. Pemerintah tidak pas dalam hal ini," ujarnya.

Pun katanya, secara manusia memang warga Indonesia yang merupakan saudara. "Memang saudara dan patut dikasihani. Jika harus dipindah ke sini tidak bisa berbuat apa-apa," ulasnya.

Dalam pada itu, Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti saat dikonfirmasi mengutarakan, kedatangannya ke sana bersama dengan Kapolsek Tenayan Raya,  Kepala Puskesmas Rejosari, babinsa, bhabinkamtibmas, dan lurah. Di mana saat itu warga sudab berkumpul dan mengatakan penolakan terhadap isu adanya TKI yang diinapkan di rusunawa.

"Kami di sana memberikan pengertian dan menenangkan warga. Ini masih direncanakan adanya TKI dari Dumai yang direlokasi ke sini. Mereka bukan yang sakit," ucapnya.

Katanya, mereka keluar dari Malaysia dalam keadaan sehat lalu ke Dumai. Beragam wilayah dan suku TKI tersebut. Dirinya pun menunggu arahan.

"Jika nanti jadi akan mengumpulkan warga untuk memberikan pengertian dan tetap tenang. Sebab TKI yang datang kata Kapuskesmas bukan yang sakit," tuturnya.

Nantinya, TKI tersebut selama 14 hari di rusunawa. Setelah itu menunggu protokol terkait pemulangan.

Dalam pada itu Kadiskes Kota Pekanbaru Muhammad Amin mengatakan, dari pihak kesehatan siap untuk melakukan screening atau isolasi selama 14 hari. "Itu akan kami lakukan sesuai dengan protokol kesehatan," sebutnya.

Kemudian saat ditanya berapa banyak TKI yang akan dibawa ke Rusunawa Rejosari, Amin sampaikan tanya ke Kadishub Yuliarso. Karena pihaknya fokus ke kesehatan.

"Untuk status jangan dianggap PDP, bahkan belum sampai ke ODP. Statusnya ODP atau orang tanpa gejala. Artinya bukan terkena virus namun ketika di sini dalam pemantauan," ujarnya.

Sementara itu Kadishub Yuliarso mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dishub Provinsi Riau terkait kedatangan TKI. Untuk armada yang digunakan yaitu minibus.

"Hari ini kami mendapat informasi ada lima orang yang berada di Dumai. Jika tidak ada halangan, sekira pukul 17.00 WIB berangkat dari sana dam sampai sini pukul 23.00 WIB," terangnya.

Sesuai arahan gubernur dan wali kota, TKI akan diisolasi selama 14 hari. "Jika sudah selesai 14 hari nantinya akan disesuaikan dengan protokol kesehatan," ungkapnya.

Terkait penolakan dari warga sekitar Rusunawa Rejosari ini, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Drs HM Noer MBS SH MSi MH meminta masyarakat mengerti. "Ini kan  negara yang menetapkan. Video conference  gubernur tadi memerintahkan kita harus standby. Yang jelas memang ketika warga kita yang datang, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus terima, nanti tim akan memeriksa sesuai standar, 14 hari diisolasi," urainya.

Saat di sana, TKI yang diisolasi sebut dia akan dijaga ketat."Ada petugas kita juga disana. Ini ditempatkan di tempat kita. Uji coba malam ini seperti apa," singkatnya.

Harusnya Disosialisasikan Dahulu
Sementara itu, penunjukan rumah susun sewa (rusunawa) Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya sebagai tempat karantina tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia dinilai mendadak. Sehingga, menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar karena kurangnya sosialisasi.

Menanggapi kerisauan warga ini, anggota DPRD Kota Pekanbaru M Sabarudi menyebutkan, harusnya ada dilakukan sosialisasi dari pemerintah kepada warga setempat dimana rusunawa itu berdiri.

Dia juga mendengar informasi Rusunawa Rejosari dijadikan tempat karantina TKI Riau yang baru pulang dari Malaysia tersebut.  "Harusnya ada sosialisasi dari pemerintah kepada warga. Apakah melalui Dinas Kesehatan atau Dinas Perkim tentang kondisi yang sebenarnya sehingga masyarakat tidak resah," jelas Sabarudi.

Sabarudi yang juga tinggal di sekitaran kawasan itu menyayangkan adanya upaya dadakan yang dilakukan dalam pemakaian tempat di rusunawa Rejosari sebagai tempat karantina tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.

Karena memang ketika rusunawa itu dijadikan tempat karantina tidak juga bisa langsung, akan tetapi harus ada standar tertentu sehingga tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat sekitar.

"Misalnya ketika di karantina, apa standar yang dibuat sehingga masyarakat tidak menjadi khawatir, apakah tempat, drainase dan lainnya, perlu penjelasan dan disosialisasikan," pintanya.

TKI Datang Bertahap
Wako menjelaskan, TKI yang dideportasi ke Indonesia berasal dari Pulau Sumatera termasuk melalui Riau sebanyak 17 ribu orang. "Dari situ kita kan tidak tahu mereka mana yang tertular. Dari apa yang disampaikan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat, yang paling sulit kita pantau itu orang yang imunnya kuat. Dia tidak memiliki ciri-ciri dia tertular. Sesungguhnya dia itu carrier.  Ini yang  berbahaya," urainya.

TKI yang masuk lewat Riau terlebih dahulu berada di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Selanjutnya masuk ke Riau melalui Kota Dumai, Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Bengkalis. "Daratan melalui Dumai masuk ke Pekanbaru. Semua saudara kita dari malaysia ke Indonesia ini juga menjadi ODP, karena Malaysia daerah merah. Ini mesti diwaspadai. jadi perhatian khusus. Bagaimana perjalanan mereka kembali sampai ke keluarga ini harus dapat dipastikan," urainya.

Ahad (29/3) ada tiga orang TKI yang tiba ke Pekanbaru. Namun, tiga orang ini tidak dilakukan isolasi di tempat khusus karena kemarin Pekanbaru belum memiliki tempat isolasi khusus orang dalam pemantauan (ODP). Mereka dikembalikan pada keluarganya untuk isolasi selama 14 hari.

"Kami belum bisa menerapkan standar yang seharusnya dari Malaysia. Kami belum punya ruang isolasi. Mereka kami serahkan pada keluarga melalui kecamatan kemudian juga petugas kesehatan dan pengamana TNI Polri dan menyampaikan pada keluarganya agar disiplin melaksanakan isolasi diri," tegasnya.

Sehari berselang, Senin (30/3) malam TKI berikutnya akan datang. Ada lima orang yang begitu tiba langsung diisolasi di Rusunama Rejosari. "Hari ini  (kemarin, red) masuk lima orang. Ini isolasi untuk ODP. Kalau PDP beda lagi. Kalau disuruh ke rumah, kami sulit memantaunya seperti apa," kata Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Drs HM Noer MBS SH MSi MH.

Berapa total TKI yang akan masuk ini, dia tak bisa memastikan. Data yang berubah-ubah menjadi alasannya. "Yang lima ini diperkirakan pulul 23.00 WIB tiba. Selebihnya belum pasti. hari ini datanya berubah-ubah. Karena mereka kan pertama ke Tanjung Balai Karimun," ucapnya.(ali/gus/s/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook