KOTA (RIAUPOS.CO) - Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional I Sumatera yang berlangsung di GOR Tribuana, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, 26-28 April lalu menarik banyak perhatian. Terutama dalam terobosan inovasi teknologi terkini yang diterapkan dalam program robot.
KRI Regional 1 Sumatera ini diikuti 24 universitas yang terdiri dari 52 tim yang mengikuti empat kontes robot. Yakni Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).
Hingga hari terakhir pelaksanaannya, tim yang masih bertahan dalam kompetisi terus memprogram pasukan robotnya untuk tampil sebaik mungkin di babak akhir demi merebut gelar juara robot terbaik dalam bidangnya masing-masing.
Rahmad Fanshuri, pemegang kendali program kiper dalam Kontes Robot Sepakbola, penerapan sensor otomatis untuk mengendalikan robot menjadi mimpi yang ingin ia terapkan diajang nasional Juni mendatang di Universitas Negeri Jogjakarta.
“Kami masih kesulitan dalam menerapkan kontrol otomatis dalam mengendalikam robot, karena memasukan perangkatnya sulit diterima sistem sehingga sensor panas untuk robot mendeteksi belum maksimal” jelas Rahmad kepada Riau Pos, Sabtu (28/4).
Mahasiswa semester akhir Politeknik Negeri Padang ini, berada dalam tim robot sepakbola memang baru tahun ini dia masuki. Sebelumnya dia berada dalam tim robot pemadam api dalam pengendali kontrol roda robot, karena kontes robot pemadam api tidak lagi menggunakan roda, maka dia pun harus menyeberang ke tim robot sepakbola.
Dalam penerapan pengendalian kontrol robot dalam Kontes Robot Indonesia Regional I Sumatera, masih menerapkan kontrol manual untuk kontes robot sepakbola, pengenalan sensor warna dan sensor bentuk dari kamera yang dipasang pada robot menjadi navigasi robot dalam mendeteksi keberadaan bola.
Ini menjadi harapan dalam menciptakan sensor kamera yang bisa mendeteksi lebih banyak bentuk hingga mampu mengendalikan dirinya dalam kondisi apapun saat pertandingan berlangsung.(cr7)