Peringati Hari Epilepsi, RS Awal Bros Gelar Webinar

Pekanbaru | Rabu, 30 Maret 2022 - 12:13 WIB

Peringati Hari Epilepsi, RS Awal Bros Gelar Webinar
Direktur RS Awal Bros Group diwakili Direktur RS Awal Bros Pekanbaru dr Jimmy Kurniawan MKK memberikan kata sambutan di kegiatan webinar nasional tentang epilepsi, Sabtu (26/3/2022). (HUMAS AWAL BROS FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dalam rangka Hari Epilepsi Sedunia, Sabtu (26/3) lalu, Rumah Sakit (RS) Awal Bros menggelar webinar nasional bertajuk Perkembangan Terkini Pengobatan Epilepsi.

Webinar nasional kerja sama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perdossi Cabang Pekanbaru ini menghadirkan pembicara Nasional Prof Dr dr Zainal Muttaqin PhD SpBS(K) dan dr Yuriz Bakhtiar PhD SpBS(K) FINPS. Selain itu terdapat juga pembicara dari RS Awal Bros Prof Dr dr Dedi Afandi DFM SpFM(K), dr Trunojoyo Soeranggayoedha SpS, dr Ismet SpA, dr Donny Albertha SpRad dan dimoderatori oleh dr Jeremia Prasetya SpBS dan dr Wilasari Novantina SpN.


Marketing Komunikas RS Awal Bros dr Engga Demartha menjelaskan, selain Webinar Nasional, RS Awal Bros juga menggelar edukasi bagi masyarakat awam mengenai penyakit epilepsi. "Edukasi yang ditayangkan di media sosial Awal Bros yakni Instagram Halo Awal Bros dan Channel Youtube Halo Awal Bros. Selain mendatangkan para pakar, juga mengundang pasien pasien epilepsi untuk berbagi cerita pengalaman mereka," katanya, Selasa (29/3).

Ia memaparkan, sebelumnya, RS Awal Bros telah berhasil melakukan operasi bedah epilepsi yang dilakukan di RS Awal Bros Batam dan Pekanbaru. "Penanganan terkini di bidang penyakit epilepsi ini merupakan salah satu inovasi yang diberikan oleh RS Awal Bros untuk membantu pasien-pasien epilepsi untuk yang tidak terkontrol dengan obat," paparnya.

Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak yang menyebabkan kejang secara berulang pada penderitanya. Epilepsi dapat terjadi pada anak dan dewasa. Dalam praktek sehari-hari kita harus tahu bagaimana penanganan bagi pasien-pasien epilepsi, dikarenakan perlu penanganan dan terapi khusus agar kejang tidak berulang dan mengalami kekambuhan.

Ia mengungkapkan, menurut penelitian, terdapat sekitar 20-40 persen penderita epilepsi yang sulit dikendalikan dengan obat anti epilepsi (OAE). Pada keadaan ini bedah epilepsi  dapat dijadikan pilihan  pengobatan. Tindakan bedah epilepsi ini dikerjakan oleh sebuah tim yang terdiri dari dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis saraf, dokter spesialis anak, dokter spesialis anestesi dan tim-tim lain yang mendukung.

Bedah epilepsi terbukti memberi manfaat berupa bebas kejang pada 70 persen orang dengan epilepsi  refrakter, dan hanya 20 persen lainnya mengalami perbaikan dan berubahnya bentuk serangan menjadi lebih ringan. "Rumah Sakit Awal Bros selalu berinovasi dan mengembangkan layanan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," ujarnya.(anf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook