PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sejak penerapan PPKM level 4 mulai diberlakukan sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru mengalami sepi dari aktifitas jual beli.
Pantauan Riau Pos, Rabu (28/7) di Pasar Dupa Pekanbaru, tampak ratusan pedagang mengeluhkan sepinya pembeli yang datang kepasar tradisional tersebut. Padahal sebelum penerapan PPKM level 4 dilakuan, geliat perekonomian di pasar tersebut mulai terjadi sejak dini hari.
Menurut Sri, salah seorang pedagang tahu di Pasar Dupa, guna menyiasati banyaknya barang dagangan yang rusak. Dirinya hanya membawa sedikit saja barang dagangan ke Pasar Dupa untuk dijual kepada pembeli.
"Nggak banyak dijual. Kemarin bawa semua malah nggak laku. Jadi nya tempe sama tahu kami jual lebih murah di bawah harga," ucapnya.
Ia berharap penerapan PPKM level IV ini segera berakhir agar masya rakat yang biasanya berbelanja di pasar tradisional tidak dipersulit. "Kami butuh makan semuanya. Kalau pemerintahan bisa ngasih subsidi kepada pedagang ya ngak apa kami nggak jualan. Ini kan enggak. Disuruhnya kami tutup. Kalau nggak mau makanya masya rakat yang berbelanja yang disekat jalannya,"kata dia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pedagang sayuran Noverinus. Menurutnya selama penerapan PPKM memang banyak petugas Satgas Covid-19 melakukan patroli di pasar tradisional. Namun, mereka hanya sekadar mengimbau masyarakat dan pedagang untuk menerapkan protokol kesehatan semata.
Noverinus mengaku dirinya juga mengalami sepi pembeli. Bahkan saat ini ia baru mengetahui banyak pasar kaget yang ditutup paksa oleh pemerintah daerah karena pe nerapan PPKM level IV tersebut.
"Saya belum balik modal lagi. Jangankan dapat Rp100 ribu, untuk mendapatkan Rp50 ribu saja sampai siang ini nggak dapat. Ya karena jalan masuk pembeli ditutup di Jalan Sudirman sana," kata dia.
Hal serupa juga dirasakan para pembeli yang berhasil sampai ke Pasar Dupa setelah mencoba melewati kemacetan yang panjang akibat penutupan jalan protokol tersebut.
Dwi salah seorang pengujung pasar mengaku, sangat sulit untuk bisa belanja kebutuhan pokok saat ini di pasar tradisional. Bukan karena harga jual yang ikut melambung, tetapi akses jalan masuk yang ditutup dan membuat pengendara motor dan mobil mewah jadi sibuk mencari jalan alternatif agar bisa melintas ke tempat tujuan.
"Tadi saya lewat jalan tikus. Makanya bisa ke pasar. Kalau nggak ke pasar mau belanja di mana lagi kita. Beli online belum tentu kan murah. Kalau di pasar kita sendiri yang ngecek kualitas bahannya dan bisa nawar lagi, " kata dia.(ayi)