PENGELOLA: ADA 41 KARYAWAN KAMI HIDUPI

Warga Protes, Minta Kafe Ditutup

Pekanbaru | Rabu, 29 Januari 2020 - 09:11 WIB

Warga Protes, Minta Kafe Ditutup
GELAR PERTEMUAN: Belasan warga terdiri perangkat RT 3/RW 1, Kelurahan Tirta Siak, Kecamatan Payung Sekaki, pengurus Masjid Al-Furqon, serta pemuka masyarakat dan pemuda setempat menggelar pertemuan, membahas tempat nongkrong Hang Out Cafe Pemuda City Walk, di Jalan Pemuda, RT 2/RW 1, Selasa (28/1/2020).( eka gusmadi putra/riau pos )

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Warga Kelurahan Tirta Siak, Kecamatan Payung Sekaki, kembali mengeluhkan keberadaan Hang Out Cafe Pemuda City Walk, di Jalan Pemuda, RT 2/RW 1. Pasalnya, sejak berdiri hingga sekarang, suara bising musik dari kafe, sangat menganggu kenyamanan warga sekitar terutama di malam hari.

Dari pengakuan warga, sudah beberapa kali bertemu dengan pihak pengelola kafe, agar bisa mengecilkan suara musik di malam hari. Namun belum direspon. Tidak sampai di situ, warga menyatakan juga sudah melaporkan ikhwal ini ke Lurah Tirta Siak, Camat Payung Sekaki, Polsek Payung Sekaki, Polresta Pekanbaru, MUI Pekanbaru, DPRD Pekanbaru, Satpol PP Pekanbaru. Namun sejauh ini, tidak ada action berarti.


“Kami di sini sengaja berkumpul, agar kawan-kawan wartawan tahu jeritan kami. Sudah beberapa kali kami mengadu ke pihak terkait, tapi tak direspon. Kemana kami mengadu persoalan ini,” kata Tomo, Ketua RT 3/RW 1, Tirta Siak saat pertemuan di rumahnya, Jalan Pemuda, Gang Telkom, Tirta Siak, Selasa (28/1).

Dalam pertemuan tersebut, hadir belasan warga, terdiri perangkat RT/RW setempat, pengurus Masjid Al-Furqon (tetangga Hang Out, red), serta pemuka masyarakat dan pemuda setempat.

Dijelaskan, protes warga setempat sebenarnya sejak Februari 2018 lalu. Berbagai cara sudah dilakukan. Bahkan, warga meminta agar pihak kafe memasang peredam, agar suaranya tidak sampai ke rumah warga, tapi tidak digubris.

Lebih dari itu, warga juga meminta solusi lain, agar pada malam hari, suara musiknya dikecilkan, agar tidak bising. “Saat kami ke sana, mereka kecilkan suaranya. Pas kami keluar, suara musik besar lagi. Kami tak mau kucing-kucingan. Sampai kapan kami seperti ini,” keluhnya.

Warga Tirta Siak lainnya, Edi juga mengungkapkan hal yang sama. Dikatakannya, kafe tersebut itu sebenarnya diapit tiga masjid. Bahkan ada beberapa warga sedang sakit parah. Karena saking marahnya warga, hal ini sudah dilaporkan ke Satpol PP Pekanbaru. “Saat Satpol PP datang ke Hang Out, tidak berarti apa-apa. Bahkan Kepala Satpol PP meminta kita, jika suara musik keras lagi, telepon dia. Kan main-main namanya,” tukas Edi.

Warga lain Tirta Siak lain, Yudi menegaskan, karena tak kunjung ada solusi dari manajemen Hang Out, maka warga mengeluarkan 3 tuntutan yakni, keberatan adanya keberadaan kafe, di komplek PCW di Kelurahan Tirta Siak, dampak kafe suara musiknya sangat menganggu dan meresahkan warga sekitar. Pihaknya memohon agar kafe tersebut ditutup dan pindah karena meresahkan warga.

“Petisi ini tidak main-main, tidak ada tawar-menawar lagi. Kami sudah bosan dengan ini. Kami minta DPRD dan pemko serius menangani ini,” tukasnya.

Alasan Warga Terkesan Tak Masuk Akal Terpisah, pihak pengelola Hang Out Ayong (48) saat dikonfirmasi menyatakan apa yang disampaikan oleh warga itu terkesan tidak masuk akal dan mencari cari kesalahan saja, terkesan alasannya terlalu dipaksakan.

"Selama kami beroperasi di sini tidak ada satupun dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi mengaku terganggu atas kehadiran kafe Hang Out. Anehnya yang melakukan penolakan itu adalah warga yang di luar dari RT-RW Hang Out ini sendiri, bahkan ada yang beda kelurahan juga mengaku terganggu, ini yang aneh dari mana jalannya mereka bisa begitu," jelas Ayong.

Disampaikan Ayong, kehadiran mereka di kawasan ini, memberikan dampak baik bagi lingkungan dan Pemko Pekanbaru dalam hal lapangan kerja. 41 orang bekerja di Hang Out. "Ada puluhan karyawan yang kami hidupi di sini, dan kami tidak bicara untung rugi dari usaha ini,"ungkapnya.

Sejak dibuka 2016 lalu, pihaknya diakuinya belum bisa disebutkan dapat untung, bertahan sampai sekarang saja dirasa sudah cukup membantu.  "Kalau dibilang hitungan bisnis, dengan pengunjung yang saat ini dengan jumlah karyawan yang kami miliki tentu tidak ada yang sanggup. Kenapa kami tetap bertahan, ini atas dasar rasa tolong-menolong dan kemanusiaan saja yang tinggal," sebutnya.

Karena ada surat dari warga masuk ke Satpol PP, beberapa waktu lalu Satpol PP langsung turun ke Hang Out. Kasat Pol PP Agus Pramono langsung memerintahkan anggotanya berdiri di sudut- sudut lokasi untuk memastikan kebisingan seperti apa yang ditimbulkan. " Ternyata hasilnya tidak ada masalah," ungkapnya.

Kata ayong lagi, bahkan yang anehnya lagi, bisa pula warga yang rumahnya berjarak 800 meter dari lokasi dan berada di kelurahan lain merasa terganggu dibandingkan dengan warga yang tinggal 400 meter dan berada di lingkungan RT bersebelahan langsung dengan Hang Out tidak merasa terganggu." ini ada apa?’’ tanya Ayong.

Ayong berharap kepada masyarakat untuk dapat memahami kondisi yang terjadi sebenarnya. Usahanya berdasarkan izin yang dikeluarkan. "Kalau memang musik kami keras, tolong buktikan dengan video. Karena video itu tak akan bohong. Jangan hanya dengan kata-kata dan surat saja, "tutup Ayong.(ade)

 

Laporan: AGUSTIAR









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook