PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, sampai saat ini belum ada informasi mengenai kenaikan harga elpiji 3 kilogram (kg). Harga gas bersubsidi tersebuta masih di harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 18 ribu per tabung.
"Harga HET saat ini masih Rp18 ribu per tabung. Belum ada kenaikan,"ujarnya kepada Riau Pos, Senin (27/1/2020).Sementara itu, Seksi Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Bidang Perdagangan, Suryatiningsih saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan, rencana kenaikan harga elpiji 3 kg baru isu dan belum ada kepastiannya.
"Jika memang terjadi kenaikan harga karena pencabutan subsidi, itu harganya mencapai sekitar Rp35 ribu per tabung. Itu kalau gak ada subsidi lagi. Tetapi belum ada kenaikan. Kami rapat kemarin memang belum ada yang benar-benar kejelasan kenaikan harga elpiji 3 kg itu. Harga sekarang masih sesuai HET yaitu Rp18 ribu di sekitar Pekanbaru. Untuk kabupaten/kota lainnya itu tergantung kebijakan masing-masing kabupaten/kota mengingat jaraknya lagi," ujarnya.
Sementara itu, kabar soal rencana pencabutan subsidi elpiji dan kenaikan harga elpiji 3 kg diharapkan masyarakat tidak terjadi. Untuk saat ini saja, mendapatkan elpiji 3 kg cukup sulit. Kalau pun ada, harganya jauh di atas HET.
"Kemarin saya beli elpiji 3 Kg di salah satu warung Jalan Durian harganya Rp30 ribu per tabung. Itu mungkin karena saya tidak beli di pangkalan, makanya harganya segitu. Kalau di pangkalan Rp18 ribu," ujar Hendro, warga Jalan Durian, kemarin.
Ia berharap pemerintah tidak mencabut subsidi elpiji atau menaikkan harga elpiji 3 kg. "Jangan sampai naiklah. Kasihan masyarakat kecil kalau elpiji 3 kg naik. Apalagi saat ini ekonomi semakin sulit. Di mana-mana harga barang keperluan pokok naik. Kami berharap jangan sampai naiklah. Kasihan rakyat kecil seperti kami ini," harap Hendro.(dof)