PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - HUJAN dengan intensitas deras Senin (25/10) dini hari mengguyur Kota Pekanbaru. Buruknya sistem drainase tak hanya menyebabkan ruas jalan dalam kota dan permukiman penduduk terendam. Tapi juga menyebabkan badan Jalan Lobak di Kelurahan Delima, Kecamatan Bina Widya amblas. Selain itu, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 140 Pekanbaru di Kecamatan Tenayan Raya juga terendam banjir dengan ketinggian sekitar 70 centimeter.
Pantauan Riau Pos Senin pagi di lokasi, tampak sejumlah warga mencoba menutupi badan jalan yang amblas dengan menggunakan kayu hingga batu. Ini untuk mengantisipasi pengendara dan masyarakat yang melintas tidak terperosok ke dalam badan jalan yang amblas.
Drainase yang ada di sekitar badan jalan yang amblas juga terlihat ikut terperosok ke dalam lubang sehingga membuat air tak bisa mengalir di drainase yang ada.
Amblasnya badan Jalan Lobak disebabkan ambruknya dinding drainase di jalan tersebut karena hantaman air yang cukup deras. Akibatnya, separuh badan Jalan Lobak sepanjang lebih kurang 50 meter amblas dengan kedalaman sekitar 3,5 meter.
Menurut Ketua RT 01 RW 02 Datuk Seragi, kondisi badan Jalan Lobak tersebut sudah beberapa bulan terakhir dikeluhkan oleh masyarakat sekitar. Pasalnya drainase yang ada di badan jalan tersebut tidak berfungsi dan ditutup oleh sejumlah ruko yang ada di kawasan ini. Sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Pekanbaru, badan jalan mengalami longsor.
Beruntung dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, karena saat kejadian, kondisi jalan yang cukup sepi. "Kami sekarang masih menunggu petugas dari PU turun melakukan perbaikan. Karena jalan ini sudah terlalu sempit sehingga bila tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan kemacetan yang semakin parah," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Lurah Delima Robby yang meninjau lokasi longsor mengatakan, badan jalan yang mengalami longsor sudah dikeluhkan oleh masyarakat setempat dalam beberapa waktu terakhir. Di mana sudah mulai muncul lubang-lubang kecil yang menjadi titik awal terjadinya longsor di lokasi tersebut.
Bahkan dikatakan Robby, pihaknya sudah lama berkoordinasi dengan dinas terkait guna mengatasi badan jalan yang mulai berlubang tersebut. Tapi belum dapat terealisasikan hingga akhirnya badan jalan alternatif tersebut mengalami longsor.
"Kita baru dapat informasi dari ketua RT tadi pagi bahwa badan Jalan Lobak yang juga merupakan jalan alternatif di Kelurahan Delima ini longsor akibat tidak berfungsinya drainase dan derasnya hujan yang terjadi tadi pagi. Saat ini kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau agar badan jalan ini segera diperbaiki, "kata Robby.
Lanjut Robby, pihaknya juga akan meminta pihak kepolisian beserta warga sekitar untuk membantu mengurai kemacetan panjang yang terjadi akibat sistem buka tutup yang dilakukan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi besarnya longsoran badan jalan, karena banyaknya retakan yang terjadi di Jalan Lobak akibat pergeseran tanah.
"Kami mengimbau kepada pengendara dan juga warga agar berhati-hati saat melintasi Jalan Lobak ini. Karena untuk proses pengerjaannya memerlukan waktu yang cukup lama, dan sudah pasti arus lalu lintas di kawasan ini akan mengalami macet parah," ucapnya.
Di tempat yang sama, Kabid Bina Marga Dinas PU Kota Pekanbaru Syamsulasyri yang datang bersama para pekerja saat meninjau lokasi menuturkan, longsor yang terjadi di Jalan Lobak tersebut disebabkan oleh gerusan air yang ada pada drainase yang mengalami penyumbatan sehingga air hujan yang seharusnya melintasi drainase yang ada tetapi malah menggerus tanah yang ada di bawah badan jalan sehingga menyebabkan badan jalan tidak mampu menahan beratnya beban dari dalam tanah.
"Saat ini kami masih melakukan pengecekan terhadap badan jalan yang longsor. Jika tidak ada halangan dan cuaca mendukung dalam waktu dekat kami akan segera perbaiki. Karena jalan ini merupakan jalan yang padat kendaraan sehingga harus dilakukan langkah cepat dalam penanganannya," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru Sigit Yuwono ST mengharapkan perbaikan jalan yang longsor tersebut cepat dilakukan. Sigit minta supaya dapat menggunakan anggaran taktis atau anggaran dana OP (operasional) karena ini bencana alam force majeure dan jalan itu menjadi jalan utama masyarakat sekitar.
"Tidak ada alasan, karena kondisi jalannya hampir separuh amblas. Bahaya bagi pengendara melintas. Apalagi kalau malam hari, ini harus segera diantisipasi," sebutnya.
Sedangkan Kepala PUPR Pekanbaru Indra Pomi yang juga Plt Dinas Perkim menjelaskan, dirinya dapat laporan titik di Jalan Lobak amblas dan ada juga di Jalan Lembaga Permasyarakatan persis di dekat PMC.
"Khusus Jalan Lobak, itu amblas karena dinding drainasenya ambruk digerus air. Sehingga dinding drainase jadi rapuh dan ambruk 50 meter panjangnya," paparnya.
Aksi cepat, disampaikan Indra, pihaknya sudah langsung turun kan tim guna melakukan pengamanan terhadap pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut. "Kita memasang police line dan traffic cone, supaya masyarakat yang melewati jalan itu bisa dipastikan aman, " paparnya lagi.
Selain itu, disampaikannya juga, pihaknya juga langsung turunkan alat berat menggali dinding drainase yang ambruk. "Kita bersihkan. Besok pagi (Selasa, red) kita punya stok precast (beton pracetak) ukuran 1x1 untuk drainase, dan kita pasang besok pagi di lapangan," bebernya.
Indra juga menegaskan, pengerjaan perbaikannya paling lama memakan waktu sekitar sepekan. "Satu pekan waktu kita, jadi selama pengerjaan masyarakat kami minta berhati-hati di lokasi tersebut, dan jalur lintasannya kita lakukan dengan buka tutup berkoordinasi dengan OPD terkait," ungkapnya.
Sedangkan untuk titik lain yang kondisinya juga mengalami kerusakan, Indra katakan pihaknya sudah menginventarisir guna segera ditindaklanjuti.
BPBD Data Ratusan Rumah Terendam
Pasca-hujan deras selama dua hari mengguyur Kota Pekanbaru, sejumlah pemukiman masyarakat terendam banjir, Senin (25/10). Tak kurang dari 500 rumah terendam dengan ketinggian mencapai 50 centimeter.
Tim BPBD Kota Pekanbaru diketahui turun ke lokasi banjir. Mereka berupaya melakukan proses evakuasi terhadap masyarakat yang rumahnya terendam banjir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pekanbaru, Bambang Rifai mengatakan, dari data sementara banjir merendam pemukiman di wilayah Jalan Dwikora, Jalan Kali Putih dan pemukiman sekitar Sungai Sail. "Banjir juga merendam pemukiman di sekitar Industri Tenayan," kata dia.
Ia menyebut, tim datang ke lapangan guna mengantisipasi korban jiwa akibat banjir. Mereka juga menyiagakan sejumlah perahu karet untuk membantu evakuasi masyarakat.
Mereka membantu mengevakuasi barang milik warga ke dataran tinggi. Dari data sementara lebih dari 500 rumah warga yang terendam banjir.
Menurutnya, ada sejumlah wilayah yang belum terpantau. Ia menyebut tim sudah menyebar ke lokasi lainnya yang terdampak banjir. Ia mengaku ada 27 wilayah yang menjadi langganan banjir. Pihaknya tetap memonitor di puluhan titik tersebut. "Tim masih melakukan pendataan terhadap wilayah terdampak banjir lainnya. Untuk hari ini tim kita ada 30 orang," jelasnya.
Namun hingga Senin siang, ia menyebut banjir sudah mulai surut. Genangan air di sejumlah pemukiman juga sudah hilang. Untuk tempat pengungsian dan dapur umum, pihaknya belum mendirikan.
"Namun kita tetap siaga. Kalau airnya naik lagi bisa jadi kita langsung dirikan tempat pengungsian. Kita tetap monitor di wilayah rawan banjir," singkatnya.
Panjat Pagar Sekolah
Di tempat berbeda, hujan lebat menyebabkan permukaan air Sungai Sail naik dan merendam SDN 140 di Jalan Karya Bersama, Kecamatan Tenayan Raya, kemarin. Karena banjir di bagian depan sekolah lebih dalam, sehingga murid dan guru tidak bisa masuk lewat pagar depan. Mereka terpaksa harus memanjat pagar samping sekolah guna menghindari pakaian serta peralatan sekolah yang dibawa basah.
Sejumlah guru membantu para murid untuk masuk ke dalam atau ke luar lingkungan sekolah dengan cara memanjat pagar samping sekolah yang dibantu dengan kursi agar murid dapat lebih mudah memanjat.
Ketinggian air di sekolah yang mencapai 70 cm membuat pihak sekolah mengambil keputusan meliburkan peserta didik. Kecuali sejumlah murid yang mengikuti gladi resik Asesmen Berbasis Komputer (ABK).
Salah seorang Guru SDN 140 Pekanbaru Sunarti mengatakan, kedalaman banjir paling dalam terdapat di bagian depan sekolah, sehingga guru dan siswa terpaksa memanjat pagar samping sekolah untuk keluar masuk karena bagian samping sekolah banjir tidak terlalu tinggi.
Apalagi, lokasi sekolah yang berdekatan dengan anak Sungai Sail sehingga saat debit air mulai meningkat kerap menyebabkan banjir. Namun, diakui Sunarti, banjir kali ini merupakan banjir paling tinggi yang terjadi pada tahun 2021 ini.
"Hari ini kami bersama anak-anak berusaha mengamankan sejumlah alat tulis serta perlengkapan belajar, " kata dia.
Lanjut Sunarti, dari total sepuluh ruangan sekolah, tujuh diantaranya terendam air dan tiga yang tidak terendam air. Sehingga para guru dan penjaga sekolah melakukan pembersihan terhadap ruang kelas yang terendan dan akhinya terpaksa meliburkan sekolah karena melihat ketinggian air tidak memungkinkan untuk dilakukan sekolah tatap muka terbatas.
"Karena hari ini jadwal nya anak kelas 1 dan 6 yang masuk karena situasi yang tidak memungkinkan sehingga kami meliburkan anak-anak menunggu situasi membaik," katanya.
Sementara itu, seorang murid kelas 6 Radit mengaku sedih melihat kondisi sekolahnya terendam banjir. Bahkan kegiatan belajar mengajar yang belum lama ini mereka lakukan terpaksa harus dihentikan sementara waktu menunggu air banjir surut. "Sedih karena tidak bisa belajar di sekolah. Saya berharap semoga airnya cepat surut biar kami bisa sekolah dan belajar lagi," ujarnya.(ayi/gus/ali/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Kota