PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - 2018, teks tiga baris kalimat dalam Sumpah Pemuda menginjak usianya yang ke 90 tahun. Pada 27 dan 28 oktober tahun 1928 di Batavia, melalui Kongres Pemuda dirumuskan sebuah cita-cita adanya kesatuan ragam sistem pemerintahan kerajaan di Nusatara ke dalam sebuah sistem berbentuk Negara. Maka segala elemen yang ada di Indonesia diwujudkan dalam tiga kalimat pengakuan untuk menyatukan beragam “tanah asal”, ragam “bangsa”, dan ragam “bahasa” di Indonesia.
Hari ini Jumat (26/10) iven ini dimulai dan Pekanbaru menjadi salah satu kota yang terpilih. Bertempat di kawasan Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) hingga Ahad (28/10) mendatang. Selain Pekanbaru ada Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, dan Makassar. Bertemakan Camping Bernas, Muda ’Bicara’ Melayu Riau 2018, Pekanbaru menjadi daerah yang paling lama waktunya karena berkemah selama tiga hari. "Sekitar 200 peserta mulai dari siswa SMA/SMK se-Pekanbaru, Siak dan Kampar serta beberapa komunitas" jelas salah satu panitia Aristofani Fahmi.
Aristofani menambahkan, iven ini diinisasi oleh We The Youth, sebuah organisasi yang berfokus pada isu-isu kepemudaan untuk penguatan generasi muda Indonesia dari berbagai latar belakang. Kesepuluh kota tersebut bersepakat menggelar aktifitas kreasi sesuai dengan masing-masing gaya dan karakternya.
Rangkaian Camping Bernas ini diantaranya Bincang Bernas, menghadirkan ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Datuk Seri Al Azhar Pendiri Youth Laboratory Indonesia Dr. Muhammad Faisal dan Koordinator Jikalahari Made Ali, Diskusi Terpumpun menghadirkan komikus Pekanbaru Dhany Pramata, Workshop Menulis dipandu oleh penyair kenamaan Marhalim Zaini serta Diskusi lain oleh Yayasan Sarasehan serta Senarai.
Selain itu ada juga memasak Gelamai, permainan tradisional, membunyikan lela atau meriam bambu, pentas seni, Sketun, Jamstrip Komik, Toon Sumpah dan lainnya. "Ada beberapa spot foto instagramable dan tak kalah penampilan musik spesial dari Sabi, Troya dan Riau Rhythm," kata pria yang akrab disapa Itok.
Diakhir iven ini, pada 28 Oktober ada deklarasi komitmen untuk “Bebas Berekspresi, Bebas Berkarya, Bebas Berkolaborasi untuk Indonesia”. Butir-butir komitmen ini akan dibacakan secara serentak di 10 kota melalui layar dengan teknologi teleconference yang dipandu dari Jakarta mulai pukul 16.00-17.00 WIB. "Dalam waktu bersamaan secara bergantian deklarasi komitmen dibacakan mulai Makassar, hingga Medan, pada waktu yang sama," jelas Aristofani.
Muda Bicara Melayu digelar atas kerja bersama oleh Begawai Institute, Forum OSIS Pekanbaru (FOP), Sindikat Kartunis Riau (Sikari), Youth Lab Indonesia, Lineart, Senarai, Suku Seni Riau, Swarnadwipa Art, Laberzo, dan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Pemeritah Provinsi melalui Dinas Pariwisata, dan Dinas Pendidikan juga turut mendukung kegiatan ini.(***/rls)