PEKANBARU (RIAUPOS.CO )- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) atau Damkar Kota Pekanbaru mencatat sejak Januari hingga pertengahan September 2023, sudah ada sebanyak 105 peristiwa kebakaran terjadi. Jumlah ini belum termasuk 11 kebakaran yang ditangani tim DPKP Kota Pekanbaru yang lokasinya berada di luar Kota Pekanbaru.
Di antara jumlah tersebit, kebakaran bangunan mendominasi yakni ada 94 kejadian. Sementara kebakaran paling banyak terjadi pada Agustus 2023 lalu, di mana ada 23 kejadian dalam satu bulan tersebut.
Kepala DPKP Kota Pekanbaru Burhan Gurning menyebutkan, kebanyakan peristiwa kebakaran terjadi akibat korsleting listrik. Untuk itu ia mengimbau masyarakat agar memperhatikan kembali instalasi kelistrikan di bangunan toko, kios, dan rumah agar tidak terjadi korsleting listrik yang bisa menyebabkan kebakaran.
”Yang perlu kami imbau dan ingatkan adalah perhatikan instalasi listrik. Kalau memang sudah tidak standar lagi, silakan lapor ke PLN. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya peristiwa kebakaran yang diakibatkan oleh korsleting listrik,” kata Burhan Gurning, Jumat (22/9).
Burhan Gurning berharap, masyarakat lebih memahami risiko kebakaran sehingga bisa meminimalisir dampaknya. Satu caranya dengan melengkapi rumah, gedung atau kantor dengan alat proteksi kebakaran selain memperbaiki instalasi kelistrikan.
”Untuk itu kami terus mengimbau agar gunakanlah peralatan listrik yang aman dan berstandar SNI dan lakukan pengecekan untuk memastikan peralatan tidak rusak saat digunakan, sehingga menyebabkan korsleting,” pungkasnya.
Ia lagi-lagi mengimbau masyarakat untuk mengurangi risiko terjadinya kebakaran agar betul-betul pemakaian listrik di rumah itu diperhatikan. Termasuk pemasangan kabel jangan terlalu berlebihan.
”Pasalnya, sumber api bisa muncul dari pemasangan kabel yang berlebihan seperti sambung menyambung sehingga muncullah arus induksi,” ulasnya.(dof)