PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan RI memastikan bahwa minyak goreng satu harga atau subsidi mulai Rabu (26/1) sudah bisa dibeli di pasar tradisional. Dengan demikian, maka minyak goreng Rp14 ribu/liter juga sudah bisa didapat di pasar rakyat.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Provinsi Riau M Taufiq OH didampingi Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Lisda Erni mengatakan, untuk memastikan harga minyak goreng murah sudah beredar di pasar tradisional, pihaknya akan memantau harga minyak goreng tersebut.
"Besok (hari ini, red) kami akan pantau harga minyak goreng di pasar tradisional. Kalau harganya masih tinggi, kami koordinasi dengan Satgas Pangan sidak ke pasar tradisional," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, peninjauan tersebut guna memastikan harga minyak goreng di pasar tradisional sudah satu harga atau bersubsidi. Di mana minyak goreng subsidi yakni selisih harganya akan dibayar pemerintah.
"Jadi yang disubsidi itu selisih harganya yang ditanggulangi oleh Kementerian Perdagangan. Namun untuk pembeliannya juga dibatasi, seperti di pasar modern kemarin itu satu orang hanya boleh beli dua liter," jelasnya.
Terkait kuota untuk minyak goreng subsidi di pasar tradisional, Lisda menyatakan berdasarkan informasi dari Kemendag tidak ada kuota untuk minyak goreng tersebut.
"Kami sudah tanya ke kementerian bahwa tidak ada kuota. Jadi berapa minyak goreng yang beredar di pasar tradisional itu yang diganti selisih harganya. Karena kelangkaan minyak goreng itu tidak ada, yang jadi masalah itu diharganya," ujarnya.
Belum Merata Tersebar
Meski disebut sudah dijual di ritel dan toko modern di Pekanbaru, minyak goreng satu harga Rp14 ribu satu liter belum merata tersebar. Warga yang mencari di beberapa ritel yang ada tak bisa menemukan minyak goreng satu harga tersebut.
Yuli, salah satu warga Kelurahan Sidomulyo Barat kepada Riau Pos, Selasa (25/1) mengatakan, dirinya sudah mencari minyak goreng satu harga itu di beberapa ritel. "Sudah cari tidak dapat-dapat," kata dia.
Dirinya mengaku tak bisa tiap saat keluar rumah untuk mencari minyak goreng tersebut karena juga memiliki kewajiban mengurus anak di rumah.
"Jadi sulit juga bagi kami ibu rumah tangga ini (untuk dapat minyak satu harga, red), " imbuhnya.
Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) agar segera menelusuri kekosongan stok ini. Firdaus juga meminta Disperindag berkoordinasi dengan pihak terkait agar minyak goreng satu harga ini bisa dijangkau masyarakat. "Dengan OPD teknis kami akan berkoordinasi dengan asosiasi yang terkait. Kemudian apa penyebab kosongnya stok," kata Firdaus.
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19 ini pemerintah berupaya menstabilkan harga bahan pokok guna meringankan beban masyarakat. Pemberlakuan minyak goreng satu harga ini sudah berlangsung sejak 19 Januari lalu.
"Ini juga bagian dari pengendalian inflasi. Mudah-mudahan harga yang mencolok di pasaran bisa stabil. Kami akan mencari tahu kenapa stok bisa kosong, mudah-mudahan kami bisa memberi solusi," terangnya.
Sebagian Supermarket Masih Terapkan Harga Normal
Sepekan setelah digulirkannya peraturan satu harga terhadap minta goreng kemasan, sejumlah ritel modern di Kota Pekanbaru mulai kehabisan stok. Pantauan Riau Pos, Selasa (25/1) di sejumlah ritel modern di Jalan Tengku Bey dan Jalan HR Soebrantas tampak rak-rak ritel yang selama ini dipenuhi dengan produk minyak goreng kemasan mulai kosong.
Yang tampak hanya beberapa produk minyak goreng kemasan lainnya yang tidak masuk dalam program subsidi pemerintah dan dijual seharga Rp14. 000 per liternya. Sehingga membuat masyarakat kewalahan mencari minyak goreng kemasan tersebut. Meskipun begitu, masih ada sejumlah ritel modern lainnya yang kini malah menjual produk minyak goreng kemasan dengan harga normal berkisar Rp20.000 per liter dan Rp39.000 untuk ukuran 2 liter.
Hal ini juga turut membuat masyarakat kelas menengah ke bawah mengeluh dengan harga jual di sejumlah ritel yang tidak seragam. Salah seorang pembeli Mery mengaku beberapa hari terakhir ini dirinya merasa kesulitan mendapatkan minyak goreng kemasan bersubsidi di sejumlah ritel modern bermaskot lebah tersebut.
Bahkan, dirinya harus berkeliling ke sejumlah toko hanya untuk bisa membeli minyak goreng kemasan tersebut.
"Susah sekali mencarinya sekarang. Di mana pun pada kosong stoknya. Tadi bisa dapat karena tinggal satu di atas rak. Itu pun hampir berebut dengan pengunjung lainnya," ucap dia.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh Diana, menurutnya minyak goreng kemasan bersubsidi yang kini banyak diincar masyarakat untuk diborong sudah sulit dijumpai di lapangan. Bahkan, sejumlah supermarket besar malah menjual minyak goreng kemasan bersubsidi dengan harga normal sehingga membuat masyarakat kebingungan dan terpaksa harus membeli minyak goreng kemasan dengan harga yang tertera.
"Minyak yang mau diborong itu sudah hilang di pasaran. Malah supermarket menjual dengan harga normal di kisaran Rp39. 000 untuk ukuran 2 liternya. Saya berharap pemerintah bisa menindak tegas hal ini. Karena membuat masyarakat kecewa," kata dia.
Sementara itu, salah seorang pegawai ritel modern yang enggan disebutkan namanya mengaku, sudah hampir sepekan lamanya stok minyak goreng kemasan bersubsidi kini mulai mengalami kekosongan di sejumlah ritel modern yang ada di Kota Pekanbaru. Hal ini disebabkan pasokan minyak goreng kemasan bersubsidi yang belum dikirim dari gudang ke sejumlah toko ritel modern.
"Memang dari gudangnya kosong. Ada pun stoknya tidak banyak dan minyak goreng kemasannya merupakan produk dari ritel sendiri, " tegasnya.
Warga Tak Tahu, Minyak Goreng Subsidi di Meranti
Program minyak goreng satu harga atau subsidi sudah diberlakukan di Kepulauan Meranti sejak Senin (24/1). Hanya saja persediaan hanya di sejumlah minimarket di Kecamatan Tebing Tinggi.
Demikian disampaikan oleh salah seorang warga Kelurahan Selatpanjang Timur Faza kepada Riau Pos, Selasa (25/1) siang.
"Sempat terkejut sejak kapan minyak goreng satu harga diberlakukan. Ternyata setelah kami tanya ke pramuniaga minimarket, ternyata sejak kemarin (Senin, red). Kami baru tahu. Selain itu siapa saja bisa beli. Tidak hanya warga kurang mampu. Yang mampu juga bisa," ungkapnya.(sol/ali/ayi/wir/mx12/rpg/ted)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru