PEKANBARU(RIAUPOS.CO) -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin tebal serta beberapa daerah di Riau alami kekeringan, mendorong Pondok Pesantren Dar el Hikmah melaksanakan Salat Istisqa di lapangan, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Ketua Umum Yayasan Nur Iman, Amrasul Abdullah mengatakan, sebanyak 1.600 santri bersama pengajar serta masyarakat umum, mengikuti Salat Istisqa.
"Selain anjuran Gubernur Riau, Syamsuar, Salat Istisqa ini kami laksanakan usai mendapat cerita dari wali santri saat melihat anak-anaknya di Pondok Pesantren Dar el Hikmah. Itu jadi alasannya, selain kabut asap saat ini," kata Amrasul Abdullah.
Salat Istisqa dimulai pukul 07.30 dan berakhir 08.15 WIB. Dimulai dengan Salat Istisqa dengan imam Ustad Syarkawi, khatib dan doa Ustad Ibnu Harris.
Ia menceritakan, wali santri dari Kota Pekanbaru, tinggal di daerah Kulim, kemudian di Pulau Muda, Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, juga menceritakan bagaimana mereka sudah sulit mendapatkan air bersih.
Bahkan, tuturnya, wali santri dari Kulim menceritakan mereka harus membeli air bersih sekarang ini. Amrasul menjelaskan, untuk satu tanki dengan isi 1.000 liter dibanderol seharga Rp 60 ribu. Selain itu, tanaman sudah mulai kering.
"Air bersih 1 tanki itu hanya bisa mencukupi kebutuhan satu hari keluarga. Sumur mereka sudah kering, walau disedot menggunakan mesin, tetap saja tak keluar," ungkap Amrasul.
Sebelum Salat Istisqa dilaksanakan, mendengarkan ceramah disampaikan Ustad Ibnu Harris. Ia menekankan pentingnya introspeksi diri atas apa selama ini dilakukan. Sehingga dengan introspeksi dan Salat Istisqa tersebut diharapkan hujan dinantikan diturunkan Allah SWT.(rls)