PEKANBARU (RIAUPOS,CO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau baru saja menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Penetapan tersebut ditandatangani langsung Gubernur Riau Syamsuar lewat SK No.653/III/2022 tertanggal 21 Maret 2022. SK tersebut berlaku hingga November 2022.
Berbagai stake holder menyatakan mendukung kebijakan yang telah ditetapkan gubernur. Salah satu dukungan datang dari Komandan Resor Militer (Danrem) 031/WB Brigjen TNI Parlindungan Hutagalung. Dalam sebuah wawancara, Danrem mengatakan bahwa pihaknya telah mengikuti rapat awal bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) membahas persoalan karhutla.
Dari Korem sendiri, lanjut dia, bakal mengerahkan seluruh tenaga guna mengantisipasi terjadinya karhutla. Bahkan, Brigjen TNI Parlindungan juga memastikan mengerahkan personel mulai dari Kodim hingga Batalyon yang ada di Bumi Lancang Kuning.
"Jumlahnya masih kita rapatkan berapa yang diinginkan pemerintah daerah. Karena dalam penanganan karhutla ini leading sector-nya adalah BNPB yang ada di provinsi. Kita akan mendukung 100 persen agar persoalan ini bisa kita atasi," sebut Danrem usai menggelar coffee morning bersama wartawan, Rabu (23/3).
Dikatakan Danrem, dalam waktu dekat bakal digelar apel siaga darurat karhutla. Pada apel tersebut nantinya akan dilakukan pengecekan serta kesiapan personel hingga perlengkapan. Di antaranya helikopter untuk water bombing, mesin pompa dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penanganan karhutla.
"Namun kita juga bersyukur dengan fenomena la nina, banyak air hujannya. Sehingga beberapa hari ke depan ini untuk masalah karhutla bisa diatasi secara bersama," sambung Danrem.
Sebelumnya, Brigjen TNI Parlindungan Hutagalung menggelar pertemuan bersama insan pers di salah satu hotel di Pekanbaru. Hadir dalam pertemuan itu Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang, Ketua IJTI Riau Anto, Pemimpin Redaksi Riau Pos Firman Agus yang diwakili Redaktur Pelaksana Riau Pos Fopin Sinaga, serta beberapa pimpinan media lainnya.
Soal silaturahmi dengan wartawan, Danrem mengatakan bahwa TNI dan media memiliki keterikatan satu sama lain dalam menciptakan situasi serta kondusifitas sebuah daerah. Apalagi, kata dia, sejak zaman perjuangan dulu tentara dan wartawan sudah saling bahu membahu dalam merebut kemerdekaan. "Tentara yang berperang, wartawan yang memberi tahu dunia lain tentang situasi di Indonesia saat itu. Jadi, sejak zaman dulu wartawan dan tentara sudah bahu membahu memperjuangkan kemerdekaan," ucap Danrem.
Dia berharap, sinergisitas antara jurnalis dan Korem 031/WB dapat terus terjalin. Terutama untuk memberitahukan masyarakat tentang capaian kinerja Korem dan jajaran.(nda)