Pembangunan SPALD-T di Jalan Tanjung Datuk Dikeluhkan Warga

Pekanbaru | Rabu, 22 September 2021 - 09:28 WIB

Pembangunan SPALD-T di Jalan Tanjung Datuk Dikeluhkan Warga
Pengendara roda dua melintas di Jalan Karet yang rusak dan belum ada perbaikan akibat pengerjaan proyek Saluran Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T), Selasa (21/9/2021). Pengerjaan proyek ini semakin luas dan sudah memasuki wilayah Jalan Tanjung Datuk, Kecamatan Limapuluh. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tak kunjung terselesaikannya proyek Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T) yang berada di Kecamatan Sukajadi, kini terus menuai polemik.

Pasalnya, kini keberadaan proyek yang sama malah banyak bermunculan di Jalan Tanjung Datuk Kelurahan Rintis Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru.


Pantauan Riau Pos, Selasa (21/9) terdapat tiga lubang galian dengan sejumlah alat berat yang terparkir di tengah jalan. Bahkan, warga sekitar terpaksa menutup tempat usahanya karena menjadi lokasi pembangunan proyek pengolahan air limbah tersebut.

Menurut pedagang makanan di Jalan Tanjung Datuk, Ros Marini, keberadaan proyek tersebut telah ada sejak awal tahun 2021. Di mana sejumlah petugas sedang melakukan pengukuran di badan Jalan Tanjung Datuk dan beberapa bulan kemudian langsung melakukan penggalian di tengah jalan.

Bahkan, sejumlah alat berat yang diparkir di tengah jalan juga menutup akses berjualan warga setempat yang mengakibatkan terjadinya penuruan omset para pedagan sekitar.

"Saya nggak tau juga itu untuk apa. Tapi yang jelas semenjak jalan itu digali dan digunakan hanya satu jalur, usaha kami mati total karena tidak banyak masyarakat yang mau lewat ke jalan ini lagi, macet," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jemi, salah seorang pengendara motor yang melintas di jalan tersebut. Menurutnya semenjak badan Jalan Tanjung Datuk dikeruk dan dilakukan galian proyek tersebut, lalu lintas di kawasan tersebut juga kerap mengalami kemacetan.

Pasalnya, pihak pekerja tampak hanya membuka satu ruas jalan yang bisa dilalui warga sekitar, sehingga pengendara lainnya yang tidak bisa melintasi jalan tersebut dipaksa untuk memutar jalan.

"Kalau jam kerja pasti macet. Ini kan persimpangan. Jadi, kalau sudah macet di tengah simpang, mau belok kemanapun  juga sulit," ucapnya.(ayi)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook