BISA HASILKAN JUTAAN RUPIAH HINGGA DISANGKA PENCURIĀ 

Serba-Serbi Pedagang Sepeda Bekas

Pekanbaru | Rabu, 21 Agustus 2019 - 10:23 WIB

Serba-Serbi Pedagang Sepeda Bekas
Sepeda Bekas: Pekerja menyusun sepeda bekas di Jalan Hang Tuah ujung, Kota Pekanbaru, Selasa (20/8/2019).

(RIAUPOS.CO) -- Di tangan Iskandar, sepeda anak-anak hingga dewasa mampu disulapnya menjadi layaknya sepeda baru. Berbagai jenis sepeda terpampang di ruko miliknya di Jalan Hang Tuah ujung, tidak jauh dari Pasar Tangor, Pekanbaru, Selasa (20/8).

Sepeda yang telah dipolesnya sedemikian rupa tertata apik di depan ruko, hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang melintas dapat melihat dagangannya. Pria yang kini menginjak usia 54 tahun itu selama 34 tahun berdagang sepeda bekas. 


Dengan banyaknya sepeda modern berbagai model. Tak membuat sepeda bekas kehilangan pelanggannya, salah satunya karena harganya yang bisa separuh dari harga sepeda baru. “Paling laris itu untuk anak-anak, harganya sekitar Rp400-500 ribuan. Kalau baru mau jutaan,” ungkap Iskandar kemarin. 

Untuk mendapatkan pasokan sepeda bekas. Ia memperoleh dari tempat jual beli barang bekas dan masyarakat sekitar yang ingin menjual sepeda lamanya. 

Puluhan tahun berkutat di bisnis sepeda bekas, ia telah merasakan pahit asinnya kehidupan. Seperti berkelahi dengan istri karena tak membawa hasil jualan untuk makan kedua anaknya. “Hari ini saja baru dapat Rp30 ribu. Tergantung, pernah sepekan dapat Rp2 juta dari sepeda,” sambungnya. 

Ia menuturkan bahkan pernah membeli sepeda dari warga. Ternyata sepeda tersebut merupakan barang curian, sehingga ia dituduh mencuri sepeda tersebut. 

“Pernah ada yang komplain sepeda yang diservis di sini tidak ada. Karena mereka servis, terus enam sampai tujuh bulanan tidak diambil. Sudah lupa yang mana sepedanya lagi,” ujarnya. 

Tidak seperti dulu, meski masih ada peminat. Penjualan sepeda memang tidak seramai dahulu. Maka dari itu, ia juga bekerja serabutan dengan membuka servis dongkrak, sopir, antar karangan bunga hingga menjadi tim sukses. “Sekarang bengkel ada dua. Satu di Arengka II dan satu di sini. Yang di sini untuk anak,” jelasnya. 

Meski melakukan banyak pekerjaan serabutan seperti itu. Dengan wajah sumingrah ia mengatakan menyukai, sebab, dengan begitu ia bisa bertemu dengan banyak orang. “Senang. Bisa nambah pertemanan. Allhamdulillah dari jualan sepeda dan usaha lain mencukupi,” pungkasnya. (*1/ade)


Laporan MUSLIM NURDIN, KOta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook