PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tim sepaktakraw Riau yang dipersiapkan untuk Pra-PON 2019 Wilayah I (Sumatra), beruji coba dengan tim DKI Jakarta di Lapangan Sepaktakraw Purna MTQ Pekanbaru, Kamis hingga Sabtu (20-22 Juni 2019). Hanya nomor dobel iven yang dipertandingkan, sesuai dengan nomor yang akan dipertandingkan dalam Pra PON nanti.
Dalam pertandingan di hari pertama kemarin, Riau unggul 5-1 di bagian putra dan bermain imbang 3-3 di bagian putri. Jumat hingga Sabtu, sistem ujicoba akan dimainkan dengan sistem turnamen. Di babak awal, akan dibagi sistem grup dengan mencampur tim Riau dan DKI. Setelah itu ada sistem gugur hingga final.
Bagi Riau, ujicoba ini akan menjadi salah satu ajang untuk seleksi para pemain yang sudah dua bulan sudah melakukan latihan rutin. Saat ini, untuk pemain putra, ada 16 pemain yang sedang ikut seleksi. Mereka akan berebut 9 slot yang akan turun di Pra PON, Agustus nanti. Sedang tim putri, ada 12 pemain yang ikut seleksi. Sama seperti putra, mereka harus bertarung untuk masuk dalam 9 pemain yang ikut Pra PON.
Kabid Binpres PSTI Riau, Drs Armon Yornis, Kamis (20/6/2019) bersama Sekum PSTI Riau, Amrizal, menjelaskan, di Pra PON nanti, hanya akan dipertandingkan nomor tim dobel iven, dengan masing-masing regu berisi dua pemain lapangan dan satu cadangan.
Ketentuan dari PB PSTI untuk tim-tim yang lolos ke PON 2020 Papua memang berat. Di Pra PON nanti, sang juara akan dapat tiket ikut dua nomor di PON, yakni nomor tim dobel iven dan quadrant. Sedangkan juara kedua akan turun di nomor beregu dan dobel iven.
Kuota atlet untuk sang juara masing-masing wilayah dalam Pra PON hanya 7 pemain (masing-masing dua pemain untuk tiga regu dobel iven dan satu pemain cadangan untuk semuanya). Mereka jugalah yang nantinya akan turun di quadrant. Sedang bagi runner-up Pra PON, hanya diberi kuota 4 atlet.
“Ya, ini memang sangat terbatas. Tuan rumah Papua sudah angkat tangan, tak bisa lagi memberikan kuota atlet lebih dari itu. Ini pun sudah negosiasi yang sangat alot antara PB PSTI dengan tuan rumah Papua,” ujar Armon.
Bagi Riau, kata Armon, kondisi ini memang agak kurang memuaskan karena akan memangkas banyak pemain. Untuk putra misalnya, dari 16 pemain yang sekarang masuk seleksi dan sudah latihan selama 2 bulan lebih, merupakan pemain-pemain yang didapat hasil dari Selekda/Kejurda yang dilakukan pada Maret 2019 lalu. Sebagian besar dari mereka adalah pemain-pemain yang turun di PON 2016 ditambah beberapa pemain dari PPLP yang kualitasnya sudah baik. Di bagian putri juga begitu.
“Terutama bagian putra, memangkas hampir separoh pemain, adalah pekerjaan yang sulit karena mereka memiliki kemampuan yang tak jauh beda. Uji coba melawan DKI ini menjadi salah satu ajang untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka,” ujar sambung Amrizal.
Terpisah, pelatih DKI Jakarta, Abdul Gani, menjelaskan, pihaknya sengaja memilih Riau untuk tray-out timnya karena Riau memiliki pemain-pemain dengan level atas dalam percaturan sepaktakraw Indonesia. Alasan lainnya, Riau memiliki fasilitas latihan dan pertandingan yang memadai karena menjadi tempat pertandingan saat PON 2012 lalu.
“Dari dulu Riau punya pemain-pemain yang bagus. Saya kira, penting kami melawan tim seperti Riau untuk mengevaluasi apa yang kami dapat selama latihan,” ujar pelatih timnas Indonesia di SEA Games Kuala Lumpur 2017 dan Asian Games 2018 Jakart Palembang yang lalu itu.(hbk)