PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Polresta Pekanbaru dan Polsek jajarannya menangani dua penemuan mayat yang sempat membuat geger warga sekitar penemuan sejak awal pekan ini. Pertama, penemuan mayat atau tepatnya jasad yang sudah tinggal kerangka di belakang SPBU di Jalan Imam Munandar, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya pada Selasa (17/5). Kedua, penemuan mayat di Jalan Kereta Api Gang Buntu, Kelurahan Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai, Rabu (18/5).
Untuk kasus di SPBU Jalan Imam Munandar, tulang belulang manusia pertama kali ditemukan salah seorang cleaning service SPBU yang sempat mencium aroma yang tidak sedap di sekitar lokasi penemuan. Hingga saat ini, kerangka tersebut kerangka belum diketahui identitasnya. Dari penemuan tersebut, kerangka manusia yang ditemukan diduga merupakan korban pembunuhan.
Kasatreskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Selain belum teridentifikasi, kepolisian juga belum menemukan barang bukti disekitar lokasi.
"Belum ada temuan (barang bukti, red) baru, masih mengidentifikasi kerangkanya. Hasil DVI, jenis kelamin laki laki, umur diperkirakan antara 50 tahun sampai 60 tahun. Diperkirakan sudah meninggal sekitar satu bulan," kata Kompol Andrie, Rabu (18/5).
Berdasarkan keterangan saksi-saksi di sekitar SPBU, bau busuk dari kerangka tersebut baru tercium sekitar 10 hari sebelum libur Idulfitri 1443 Hijriah. Kerangka manusia itu ditemukan ketika salah seorang petugas kebersihan SPBU hendak mengambil sayuran yang tak jauh dari lokasi.
Berbeda dengan penemuan mayat yang sudah tinggal kerangka, penemuan mayat di Jalan Kereta Api Gang Buntu, Kelurahan Tangkerang Tengah masih dalam keadaan utuh. Mayat ditemukan di dalam rumah kontrakannya di Jalan Kereta Api Gang Buntu petak No 4, Rabu (18/5) sekitar pukul 11.00 WIB.
Mayat diidentifikasi baru meninggal sekitar dua hari. Identitas mayat juga sudah diketahui. Seperti dijelaskan Kapolsek Bukit Raya AKP Achda Feri melalui Kanit Reskrim Iptu Dodi Vivino mayat itu diketahui bernama Arifin alias Pak De (62). Dugaan awal, yang bersangkutan meninggal dunia karena sakit.
"Dari keterangan saksi-saksi dan dokter Rumah Sakit Bhayangkara, disebutkan korban ini meninggal karena sakit. Karena dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," jelas Iptu Dodi, Rabu (18/5).
Dijelaskannya, menurut keterangan salah seorang saksi Edi Ridho (42) yang merupakan pemilik rumah makan di sekitar rumah kontrakan korban, pada Senin (16/5) korban sempat datang meminta air putih. Saat itu Arifin yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan, sempat bercerita bahwa dirinya sedang tidak enak badan.
"Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau dr Putri Yanasari menjelaskan, diperkirakan korban meninggal sekitar dua hari yang lalu.
Itu dilihat dari kondisi tubuh korban sudah mulai mengeluarkan aroma busuk serta badan mulai membengkak," kata Iptu Dodi.
Kasus penemuan ini masih jauh dari dugaan kekerasan. Selain tidak ada tanda-tanda kekerasan, harta benda korban juga masih ada di lokasi penemuan. Polisi menemukan dua unit handphone merek Strawberry dan satu buah dompet yang berisikan identitas korban serta sejumlah uang tunai.(end)
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru