PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kondisi kerusakan jalan di sejumlah titik di Jalan Delima terus dikeluhkan masyarakat. Kerusakan jalan tersebut makin parah selama Ramadan, seiring makin kerapnya turun hujan di lokasi. Jalan yang semula sudah rusak parah, kini kondisinya makin bertambah parah.
Kondisi Jalan Delima ini sendiri menjadi olok-olokan di dunia maya. Sebuah unggahan di media sosial yang memperlihatkan kerusakan jalan yang dialiri air kotor yang deras menjadi bahan celaan terhadap pemerintah. Seperti disebut pengguna bernama Dhany Wahyoedy, yang secara sakartis ‘menonjok’ kondisi drainase di sana.
"Bilang mereka paritnya kurang kecil, bisa dikecilkan lagi," ungkap Dhany sekenanya.
Ada pula pengguna media sosial yang langsung main tunjuk hidung soal kondisi drainase tersebut. Dengan bahasa yang sedikit masih halus, pengguna dengan nama Melati Indah menyalahkan drainase di salah satu toko yang berada tepat di lokasi kerusakan jalan tersebut.
"Itu gara-gara parit depan Fajar Store yang kurang tinggi, jadinya air parit melimpah. Tapi kalau sudah ditinggikan pasti air parit gak melimpah ke jalan dan menyebabkan jalan rusak. Jadi jangan salahkan pemerintah, kok dikit-dikit pemerintah," ungkapnya.
Melati Indah ini jelas menyalahkan kondisi drainase yang tidak diperhatikan dengan serius oleh pemerintah. Pantauan Riau Pos, sebagian besar drainase Jalan Delima memang tidak memadai dan sebagian besar, terutama di lokasi jalan rusak, kondisinya sangat memprihatinkan. Tumpahan air limbah domestik dari drainase inilah yang menjadi penyebab utama kerusakan sejumlah titik di Jalan Delima.
Soal drainase jadi penyebab kerusakan jalan ini juga dibenarkan oleh salah seorang, Thomas.
Menurut Thomas, Jalan Delima selalu diperbaiki, baik oleh pemerintah maupun swadaya untuk titik-titik yang memang selalu rusak sepanjang tahun. Hanya saja, luapan air dari drainase yang memprihatinkan menjadi masalah utama.
"Jalan Delima selalu diaspal ulang, kerusakan terjadi karena air tidak bisa masuk ke drainase atau drainase yang ada sudah penuh terisi sampah, sehingga air meluap ke jalan. Malahan ada yang tidak drainasenya. Pemerintah kami minta untuk lebih tanggaplah. Jangan jalan saja yang sering diperbaiki ketika rusak, tapi drainasenya juga diperhatikan. Kalau drainasenya tidak baik, bahkan dranasenya tidak ada, maka otomatis air tidak mengalir, justru akan menggenang di badan jalan. Faktor inilah yang menjadi jalan cepat rusak. Kemudian dibutuhkan juga kesadaran masyarakat untuk peduli, apakah masyarakat yang tinggal di situ atau masyarakat yang berdagang di pinggir jalan," ungkapnya.
Kondisi drainase di titik-titik jalan rusak tersebut memang sangat memprihatinkan. Seperti di depan Fajar Store. Drainase di lokasi ini tidak berfungsi maksimal, hingga air limbah mengalir lancar menutupi lubang-lubang jalan yang sudah menganga. Pantauan Riau Pos, genangan ini dapat dipastikan tidak hanya karena air hujan, karena saat hujan tidak turun pun, jalan ini selalu dikotori air limbah berwarna hitam pekat.
Beberapa pengendara yang melintasi titik kerusakan ini, terutama pengendara sepeda motor, lebih memilih menghindari jalan berlubang yang tergenang limbah. Aksi menghindar ini kerap membuat pengendara mengambil lajur lawan arah. Sudah bisa dipastikan, pada jam-jam tertentu hal ini menjadi sumber kemacetan.(lim)
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota