Harga Bahan Pokok Mulai Meroket

Pekanbaru | Selasa, 18 Februari 2020 - 11:22 WIB

Harga Bahan Pokok  Mulai Meroket
MULAI NAIK: Pedagang menyusun bawang putih yang dijual di Pasar Agus Salim Pekanbaru, Senin (17/2/2020). Harga bawang putih dan sejumlah bahan pokok lainnya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- MEMASUKI pekan ketiga bulan Februari 2020, sejumlah keperluan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Pekanbaru mulai merangkak naik. Naiknya harga ini belum diketahui secara pasti, apakah faktor cuaca atau pasokan dari pemasoknya yang kurang.

Dari pantauan Riau Pos, Senin (17/2) di Pasar Kodim, tampak sejumlah keperluan bahan pokok seperti cabai rawit bukit mengalami kenaikan yang signifikan yaitu seharga Rp46 ribu dari sebelumnya Rp20 ribu-Rp25 ribu per kilogramnya (kg). Cabai rawit Medan dijual seharga Rp40 ribu per kg serta cabai merah juga mengalami kenaikan yakni berkisar Rp48 ribu per kg sampai Rp52 ribu per kg.


Selain itu, telur ayam ras juga mengalami kenaikan sejak tiga hari terakhir, yaitu seharga Rp43 ribu per papan, dari harga sebelumnya hanya berkisar Rp39 ribu per papannya. Tak hanya itu saja, akibat pasokan yang terus berkurang dan juga adanya isu virus corona di Cina, sejumlah bahan-bahan impor seperti bawang putih juga mengalami kenaikan hingga 50 persen dari sebelumnya Rp25 ribu per kg menjadi Rp50 per kg.

Menurut Santi, salah seorang pedagang bawang putih di Pasar Kodim mengatakan, kondisi kurangnya pasokan bawang putih telah terjadi sejak sepekan terakhir, dan kenikan harga pun terasa memberatkan pedagang.

"Ini gara-gara virus Corona, makanya bawang putih naik. Ini sudah mulai turun lah harganya. Tiga hari yang lalu sempat hampir mencapai Rp50 ribu per kg. Kalau sekarang bisalah kami jual Rp45 ribu-Rp48 ribu per kg, tergantung pembeli," ucapnya.

Ia pun berharap, sejumlah harga keperluan pokok ini dapat segera kembali normal, agar pedagang kecil seperti dirinya dapat berjualan dan mendapatkan untung meskipun tidak terlalu banyak.

Sementara itu, hal yang sama juga diutarakan oleh Imah, salah seorang pedagang cabai merah. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi pada cabai merah diakibatkan kurangnya pasokan cabai dari pulau jawa, serta banyaknya petani cabai yang mengalami gagal panen akibat banjir di wilayah mereka.

"Kalau cabai merah memang dari kemarin tak mau turun, karena pasokannya memang kurang. Tapi kalau cabai hijau murah kami jual seperempat Rp6 ribu. Ini barangnya juga masih segar beda dengan cabai merah. Yang kita harap kan juga cabai kiriman dari Bukittinggi, Medan. Sedangkan dari Jawa sudah tidak ada masuk lagi," kata dia.

Sementara itu, Sari salah seorang pembeli mengeluhkan sejumlah harga keperluan pokok yang terus meroket. Dirinya, terpaksa harus memutar otak untuk dapat memenuhi keperluan dapur keluarganya, dengan uang yang ada.

"Ya, harus pandai-pandai lah lagi belanjanya. Beli sedikit saja. Soalnya beras anak daro juga ikutan naik kemarin beli hanya Rp120 ribu per sepuluh kilo, sekarang sudah naik jadi Rp135 ribu-Rp140 ribu per sepuluh kilogramnya," jelasnya.

Sementara itu, saat dihubungi Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhud mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pokok tersebut diakibatkan karena pasokan yang kurang dari sejumlah distributor.

Namun saat ditanyai terkait apakah Disperindag Kota Pekanbaru akan melakukan operasi pasar, agar dapat menekan harga yang semkin melonjak? Menurut Ingot, saat ini pihaknya belum memiliki anggara untuk melakukan hal tersebut, dan hanya dapat memantau harga yang ada saat ini.

"Ya, kami tidak punya anggaran untuk operasi pasar. Karena memang kami ketahui bahan pokok menjadi penugasan Pemerintah Kota Pekanbaru, dan kami akan koordinasi dengan Bulog karena kami mengandalkan bulog. Kami juga akan komunikasi dan kami akan lihat stiuasi kalau masih wajar kami masih monitor," ucapnya.(ksm)

 

Laporan: PRAPTI DWI LESTARI









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook