PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - MENJELANG akhir tahun, harga-harga barang keperluan pokok atau sembako (sembilan bahan pokok) terus mengalami kenaikan. Tak heran, kegiatan pasar murah dari pemerintah yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat langsung diserbu.
Seperti saat diadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di lapangan Kantor Lurah Tuah Negeri, Jalan Budi Mulia, Kecamatan Tenayan Raya, Kamis (16/11). Warga langsung menyerbu ke lokasi pasar murah. Dalam hitungan jam, barang sembako ludes dibeli warga karena dijual dengan harga miring. GPM yang ditaja oleh Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat ini dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 11.00 WIB.
Pantauan Riau Pos, warga harus antre di depan tenda pengambilan kupon. Di sini, petugas menulis barang pokok apa yang ingin dibeli warga. Lalu warga membayar sesuai jumlah. Setelah mendapat kupon, warga bisa mengambil barang di tenda-tenda yang disediakan.
Meskipun ada pembatasan pembelian, namun hal itu tak menyurutkan semangat warga yang mayoritas dari kaum ibu-ibu untuk bisa mendapatkan bahan keperluan pokok yang dijual murah. Seperti beras, cabai merah, gula dan telur dan sebagainya.
Menurut salah seorang warga Rani, dirinya bersyukur bisa mendapatkan barang keperluan pokok dengan harga murah dalam gerakan pangan murah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru ini. Walaupun harus mengantre cukup panjang tetapi bisa mendapatkan barang keperluan pokok untuk rumah tangganya.
”Bersyukur bisa dapat keperluan pokok yang jauh lebih murah. Karena semua harga di pasaran sudah tidak masuk akal lagi, semuanya serba mahal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disketapang Kota Pekanbaru Maisisco melalui Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna menyebutkan, GPM merupakan salah satu upaya yang dilakukan TPID guna mengendalikan harga kebutuhan pokok di pasaran. Di mana terdapat berbagai bahan kebutuhan pokok yang akan dijual pada GPM nanti di antaranya cabai merah, bawang merah, beras SPHP, MinyaKita, gula pasir dan telur ayam.
”Seperti cabai, karena cabai ini kan harganya meroket sekarang. Kita berharap dengan rutin menggelar GPM, nanti harga cabai bisa terkoreksi, bisa dibeli masyarakat dengan harga terjangkau,” katanya.
Lanjut Dinal lagi, pihaknya juga menjual bawang merah kepada masyarakat dalam GPM ini, karena melihat harga bawang juga mulai merangkak naik, maka pihaknya kembali mencoba menstabilkannya dengan rutin menggelar GPM.
Untuk itu, kata dia, TPID dalam sepekan ini akan menebar 1 ton cabai merah dan 1 ton bawang merah melalui GPM yang akan digelar di beberapa titik yang telah ditentukan.
Terkait harga barang keperluan pokok yang dijual di GPM seperti beras SPHP seharga Rp53 ribu per 5 kilogram (kg). Kalau di pasar kan harganya Rp58 ribu, HET nya (harga eceran tertinggi) Rp57 ribu. SPHP yang di jual ini merupakan beras medium dari Bulog. Dia kualitasnya premium, cuma pengemasannya medium.
Sementara MinyaKita dijual seharga Rp13 ribu per liter, lalu gula pasir Rp15 ribu per kg, serta telur seharga Rp46 ribu per papan.
Di pasaran, untuk MinyaKita itu harganya Rp15 ribu per liter, gula sampai Rp18 ribu per kilo, dan telur harga di pasaran di atas Rp50 ribu per papan.
”Alhamdulillah hari ini (kemarin, red) kebutuhan pokok yang kita jual kemasyarakat ludes dalam hitungan jam. Tadi itu kita menyediakan total komoditi 5 ton komoditi yang habis dalam 3 jam saja. terutama cabe merah bukit kami jual Rp60 ribu/ kg, bawang merah Rp20 ribu karena dipasar harganya sudah Rp35 ribu, gula pasir Rp15 ribu dipasar Rp18 ribu, minyak goreng Rp13 ribu dipasar Rp15 ribu, telur Rp46 ribu dipasar Rp52 ribu/ papan, beras 3 ton dijual Rp53 ribu/5 kg, kalo dipasar Rp58 ribu - Rp60 ribu. Kegiatan ini akan kami lanjutkan hingga akhir tahun ini,” katanya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Tenayan Raya