Masyarakat Harus Selektif Menerima Berita

Pekanbaru | Rabu, 16 Oktober 2019 - 10:36 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Hoax menjadi perbincangan yang tidak ada habisnya. Setiap hari siapapun bisa termakan hoax. Isunya yang terus diperbincangkan menjadikan media online di Riau menaja acara berbau hoaks. Dalam acara ulang tahun ke-4 Riau Online , menaja seminar “Mengenal Tools Google untuk Filter Informasi dan Hoaks di Era Disrupsi”. Selasa (15/10) di Hotel The Zuri, Pekanbaru.

Dalam kesempatan itu Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya SH SIK MSi saat menjadi narasumber mengatakan, kebakaran juga menjadi bahan hoax. Sehingga dalam situasi itu masyarakat dituntut untuk lebih selektif dalam memilah berita.


Pun katanya, dalam kesempatan itu terkait beredarnya ular yang mati akibat kebakaran hutan di Riau, Kapolda menjelaskan itu terjadi di Kalimantan bukan di Riau. “Berita yang beredar itu diklarifikasi oleh Jawa Pos,” sebutnya.

Lebih lanjut, menurut mantan Badan Intelejen Negara itu bahwa ancaman hoaks menjadi ancaman semua umat. Sehingga setiap orang harus mempunyai sikap kritis pada dirinya masing-masing.

“Dalam kesempatan ini saya memperkenalkan aplikasi Dasbot Lancang Kuning yang gunanya untuk memantau dan menangangi karhutla. Dari aplikasi itu bisa dilihat lokasinya dimana, yang paling berdekatan dengan karhutla itu polsek, polres atau polda mana,” jelasnya.

Aplikasi yang baru dirilis dua pekan itu katanya stakeholder seperti BPBD, BMKG sudah punya. “Sehingga dengan adanya aplikasi itu bisa membantu stakeholder untuk untuk melakukan pemadaman,” imbuhnya.

Kembali lagi ke hoaks, upaya yang dilakukan Polri dalam memerangi hoax yaitu pertama, melaksanakan penyuluhan atau imbauan tentang tindak pidana cyber awarenss. Kedua, melakukan patroli cyber pada media online antimainstream.(*3)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook