PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga bahan pokok kian meroket di Kota Pekanbaru. Hal ini membuat pedagang dan masyarakat kian menjerit, apalagi bahan pokok tersebut sulit didapat. Pantauan Riau Pos, Senin (13/11) di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru harga sembilan bahan pokok mengalami kenaikan luar biasa.
Di Pasar Palapa dan Pasar Pagi Arengka Pekanbaru, terpantau komoditas cabai rawit merah mengalami kenaikan dan harganya mencapai Rp100.000 per kilogram (kg). Beberapa hari sebelumnya harga rawit merah Rp85.000-95.000 per kilogram.
Bahkan jika dibandingkan harga normal hanya Rp 45.000-50.000 per kilogram. Harga cabai merah bukittinggi kini juga naik menjadi Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram tergantung kualitas. Selain cabai, harga sayur buncis juga mengalami kenaikan yakni dari harga Rp16.000 per kilogram naik menjadi Rp18.000 per kilogram. Tomat juga mengalami kenaikan harga Rp10.000 per kilogram naik jadi Rp12.000 per kilogram.
Selain itu, harga telur ayam juga naik dijual mulai dari Rp 49.000 per papan, tepung terigu Rp11.000 per kilogram, bawang merah Rp25.000 per kilogram, bawang putih Rp35.000 naik dari harga Rp 33.000 per kilogram dan daging ayam Rp24.000 per kilogram dan daging sapi Rp140.000 per kilogram.
Sementara itu, harga beras juga masih tinggi yakni untuk beras premium berada diharga Rp17.000 per kilogram dan minyak goreng curah 14.000 per liter (standar). Gula pasir naik Rp16.500 per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp14.500 per kilogram hingga Rp15.000 per kilogram.
Namun, ada juga komoditas lainnya yang mengalami penurunan harga seperti kentang dari Rp18.000 per kilogam menjadi Rp12.000 per kilogram. Harga tomat juga turun yakni dari Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 8000 per kilogram.
Salah seorang pembeli bernama Yuli mengaku harus mengurangi jumlah pembelian akibat harga keperluan pokok yang terus meroket. Bahkan ia terpaksa harus memutar otak untuk memastikan belanja bisa mencukupi keperluan sehari-hari keluarga selama sepekan ke depan.
“Stres jadi ibu rumah tangga sekarang. Harga kebutuhan pokok tak ada yang terjangkau. Biasanya, beli cabai sekilo dalam Rp35.000 per kilogram. Sekarang dengan harga segitu hanya dapat seperempat kilogram. Harus putar otak lebih keras agar kebutuhan sehari-hari bisa aman,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang cabai di Pasar Palapa Desi mengaku, sudah selama sebulan terakhir harga cabai terus mengalami kenaikan yang diikuti dengan kualitas dan jumlah barang yang sangat sedikit.
“Stok itu yang tak ada, sedangkan permintaan masyarakat itu sangat banyak jadilah naik seperti ini. Tapi kami tidak heranlah, setiap akhir tahun pasti begini. Harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya naik karena banyak yang ingin mengambil keuntungan jelang akhir tahun ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kadisperindag Pekanbaru, Zulhelmi Arifin Disperindag Kota Pekanbaru terus melakukan pemantauan terhadap harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Kota Pekanbaru serta distributor.
Dirinya juga mengajak agar masyarakat tidak khawatir dengan kenaikan harga beras yang masih tinggi saat ini karena pemerintah kota terus berupaya agar harga komoditi pangan jangan sampai tidak terkendali. “Kami terus melakukan pengawasan supaya tidak terjadi praktik penimbunan beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan), termasuk komoditas pangan lainnya. Untuk pasokan SPHP ini masih mencukupi sehingga bisa jadi pilihan masyarakat,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan kegiatan gerakan pangan murah bersama Disketapang Pekanbaru guna membantu masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau di setiap kelurahan dan kecamatan di Kota Pekanbaru.
“Kita akan terus melakukan pengawasan dan melakukan gerakan pangan murah agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau,” tegasnya.
Tak hanya di Pekanbaru, di Kota Dumai, beberapa bahan bahan pokok juga terus merangkak naik. Bahkan pada pertengahan November 2023, harga cabai merah besar menembus harga Rp75 ribu per kilogram. Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Dumai, Firdason membenarkan bahwa harga beberapa bahan pokok di Dumai, merangkak naik.
Diakuinya, cabai merah merupakan komoditi yang paling mencolok kenaikannnya, yang mana saat ini harga cabai merah besar mencapai Rp75 ribu per kilogram. “Cabai rawit merah juga sudah di angka Rp85 ribu p per kilogram, termasuk telur ayam ras yang sudah Rp29 ribu per kilogram,” katanya, Senin (13/11).
Diakuinya, harga cabai naik ini dikarenakan stok terbatas, ditambah musim yang tak menentu membuat pasokan dari pemasok seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara terbatas sehingga harga naik. Ia menerangkan untuk harga daging sapi segar masih stabil tidak mengalami kenaikan, yakni masih bertahan Rp150 ribu per kilogram.
Dirinya menambahkan, untuk harga bahan pangan lainnya masih batas wajar dan bahkan ada beberapa bahan pangan yang mengalami penurunan harga. “Untuk menjaga kestabilan harga, pemerintah telah mengambil langkah antisipatif guna memastikan ketersediaan harga dan kebutuhan pokok stabil,” tambahnya.
Salah serang ibu rumah tangga di Dumai bernama Dian mengaku bahwa harga cabai naik terus, sebelumnya sempat di bawah Rp50 ribu, saat ini harganya sudah Rp75.000 per kilogram. “Ampun, harga cabai merah naiknya ngeri sekali, sama kayak harga caabai rawit naik juga. Ampun awak,” ujarnya.
Dian juga merasa kesal dengan harga bahan pokok yang terus merangkak naik. “Harus pintar pintarlah nih. Untuk buat makanan, yang cabai-cabaian harus diirit dulu, harga cabai bikin pening, “ ujarnya.(ayi/mx12/rpg)