KOTA (RIAUPOS.CO) -- Musim hujan, ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru menjadi daerah langganan banjir. Diperparah dengan banyaknya pekerjaan galian di tengah kota. Salah satunya proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T). Keluhan warga semakin menyeruak ke permukaan bak genangan yang diakibatkan.
Seperti di Jalan Ahmad Dahlan. Tak jauh dari galian di tengah persimpangan Ahmad Dahlan-Teratai. Galian sambungan pipa dari proyek ini membuat parit tergenang dan amblas. Bahkan lantai rumah toko warga pun sampai amblas.
Belum lagi di beberapa titik lokasi, ruas-ruas jalan pusat kota menjadi rusak. Sebab, jalan mulus seperti Jalan Dahlia, Jalan Budi Utomo, Jalan Kaswari dan lainnya di Kecamatan Sukajadi. Separuhnya sudah digali, kemudian ditutup beton segi empat sepanjang galian. Namun sayangnya tidak diaspal kembali.
Proyek yang menjadi kewenangan Satuan Kerja APBN melalui Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Kementrian PUPR Wilayah Riau ini bekerjasama dengan Pemko Pekanbaru. Dikerjakan oleh dua raksasa infrastruktur BUMN, PT Hutama Karya dan PT Wijaya Karya guna penyediaan saluran limbah terintegrasi di pusat kota.
Sayangnya, pihak-pihak terkait dalam pekerjaan proyek. Belum begitu terbuka menyikapi persoalan dan keluhan masyarakat terdampak proyek. Alhasil, kerugian masyarakat sebagai warga negara tak jarang diterima begitu saja tanpa tindaklanjut pihak terkait.
Kepala Satker PPLP Kementrian PUPR Riau Yeni Mulyadi yang dikonfirmasi Riau Pos perihal keluhan ini, hingga Kamis (12/12) petang belum memberikan komentar.
Demikian pula pihak HK selaku rekanan yang mengerjakan proyek di lapangan, ketika ditelusuri penanggung jawab pekerjaan SPALD-T kepada pimpinan perusahaan di Jakarta. Memberikan kontak seseorang bernama Olan. Namun hingga berita diturunkan, yang bersangkutan juga belum menjawab.
Di sisi lain, Wijaya Karya yang malang melintang dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur di Riau. Bahkan sempat tersandung korupsi pada pekerjaan mereka di Kampar atas pembangunan jembatan Water Front City Bangkinang, belum diketahui siapa yang bisa dikonfirmasi atas keluhan dan jeritan warga terdampak proyek ini.(dof)