PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Saat ini baru tes swab yang bisa memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak. Sedangkan untuk rapid test, hanya sebagai bentuk screening awal pasien saja. Hal ini dikatakan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi untuk menyikapi pertanyaan bagaimana mengetahui ciri-ciri seseorang yang terkena Covid-19. Ini seiring dengan banyaknya ditemukan pasien positif corona yang tanpa gejala.
"Untuk mengetahui seseorang positif atau negatif Covid-19, saat ini hanya bisa dengan tes swab," kata Indra Yovi.
Dengan kondisi itu, Indra kembali mengingatkan masyarakat menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
Karena hal itu jika dilakukan bisa mencegah seseorang terkena Covid-19.
"Jadi cara untuk mencegah tertular Covid-19 yakni dengan menggunakan masker. Apalagi saat ini sulit dibedakan, mana yang positif Covid-19 dan mana yang tidak. Karena dengan menggunakan masker saja, sudah bisa mencegah tertular Covid-19 hingga 70 persen,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Indra juga mengumumkan adanya penambahan satu pasien positif Covid-19 di Riau per Ahad (12/7). Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 240 dari sebelumnya 239.
"Pasien ke-240 tersebut yakni M (26) yang merupakan warga Indragiri Hilir. Yang bersangkutan diketahui positif saat melakukan rapid test untuk keperluan perjalanan ke Banjarmasin dan hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan tes swab dan hasilnya positif Covid-19," jelasnya.
Saat ini, tim dari Dinas Kesehatan Riau dan Kabupaten Indragiri Hilir masih melakukan kontak tracing pasien positif itu. Namun di mana pasien ini tertular hingga saat ini belum diketahui.
“Pasien positif ini tidak memiliki riwayat perjalanan dan juga kontak erat dengan pasien positif sebelumnya. Jadi belum diketahui dugaan di mana ia tertular," katanya.
Kabar baiknya, kemarin juga terdapat satu pasien positif yang sembuh. Ia adalah Mw (21) yang merupakan warga Kota Dumai. Dengan bertambahnya pasien positif yang sembuh tersebut, saat ini total pasien positif Covid-19 yang sembuh berjumlah 218, 11 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dirawat.
"Untuk PDP (pasien dalam pengawasan, red) yang masih dirawat 60 pasien, PDP yang sembuh 2.060 pasien dan PDP yang meninggal dunia 201," paparnya.
Dumai Nihil Pasien Covid-19
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai mengkonfirmasi satu pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Pasien yang sembuh tersebut yakni tuan MW (21) warga asal Makassar yang bekerja di salah satu perusahaan di Kota Dumai.
"Alhamdulillah semoga kondisi ini terus membaik sehingga Kota Dumai bisa masuk ke zona hijau. Sejak 2 Juli tidak ada penambahan kasus positif. Sisa satu kasus positif saat ini sudah sembuh. Jadi saat ini Dumai nihil kasus positif," terang Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid 19 Kota Dumai dr H Syaiful, Ahad (12/7).
Syaiful menjelaskan, saat akan mulai bekerja, MW diwajibkan menjalani rapid test. Hasilnya reaktif dan langsung diisolasi di RSUD Dumai.
"Kemudian kami tindak lanjuti dengan swab sputum dengan hasil positif. Setelah perawatan dan isolasi selama 10 hari, kini dinyatakan negatif berdasarkan hasil swab yang kami terima dari Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Pekanbaru atas sampel sputum yang dikirim beberapa waktu lalu," lanjut Syaiful.
Ia mengatakan saat ini total akumulasi kasus positif Covid 19 di Kota Dumai berjumlah 27 kasus. "Dari jumlah ini, semuanya sudah sembuh, sudah 10 hari tanpa penambahan kasus, jika selama 28 hari Dumai kembali ke zona hijau," terangnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim medis sebagai garda terdepan yang selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pasien serta Gugus Tugas Covid-19 Kota Dumai. Meski kondisi saat ini mulai membaik, dia minta masyarakat Kota Dumai agar jangan larut dalam keadaan ini. Justru tantangan ke depan lebih besar dalam mempertahankan angka nihil Covid-19.
"Kami harus selalu menerapkan protokol kesehatan agar tidak ada lagi masyarakat Dumai yang terkena Covid-19. Selalu ingatkan keluarga, kolega kita agar menggunakan masker di luar rumah, rajin mencuci tangan, selalu menerapkan physical distancing," tuturnya.
Selain itu, untuk mengantisipasi terhadap penyebaran Covid-19 di Kota Dumai khususnya terhadap petugas baik TNI-Polri maupun dari Pemerintah Kota Dumai pihaknya akan melakukan swab dan rapid test terhadap mereka semuanya.
"Kami menyadari, mereka yang bertugas dilapangkan sangat rentan terpapar virus corona, untuk itu kami akan prioritaskan pemeriksaan terhadap mereka," tuturnya.
Harus Kurangi Biaya Rapid Test
Beberapa waktu lalu Kementerian Kesehatan RI mematok, batas tarif tertinggi biaya rapid test adalah Rp150 ribu. Besaran ini diatur dalam surat edaran nomor HK. 02.02/I/2875/2020. Menanggapi hal tersebut Dinas Kesehatan Riau menegaskan edaran tersebut wajib ditaati oleh semua rumah sakit yang menyediakan layanan rapid test.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Hj Mimi Yuliani Nazir Apt MM.
"Surat edaran memang baru keluar, mau tak mau, suka tak suka pelayanan itu harus dilaksanakan," tegasnya, Sabtu (11/7).
Mimi mengakui, terbitnya surat edaran tersebut juga menimbulkan banyak komplain dari rumah sakit yang menyelenggarakan rapid test. Ini disebabkan oleh biaya yang tidak sesuai.
"Banyak juga rumah sakit yang komplain. Karena mereka beli alatnya lebih dari Rp150 ribu, sudah termasuk dengan biaya medis sumber daya manusianya," ungkap Mimi.
Dikatakan Mimi, surat edaran tersebut mutlak harus dipatuhi, terkait masalah tersebut tergantung kebijakan dari rumah sakit bagaimana menerapkan strategi yang sesuai.
"Dari pemerintah tidak ada subsidi. Kalau memang tidak sanggup ya tidak usah dilaksanakan rapid test," ujar Mimi.(s/hsb/a)