PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebagai langkah mengatasi masalah banjir, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tak hanya berencana membeli dua alat penyedot air gorong-gorong saja. Tapi juga membeli alat ekskavator amfibi untuk normalisasi sungai.
Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Pekanbaru Muflihun mengatakan, pengadaan alat ekskavator amfibi ini menjadi salah satu prioritas pemko kota dalam mengatasi banyaknya endapan tanah yang membuat sungai menjadi semakin dangkal.
"Kita perlu alat ekskavator amfibi yang harus disegerakan. Karena kita punya sungai yang harus kita bersihkan," ujarnya, Selasa (11/10).
Lanjut Muflihun, pembelian alat ini akan dianggarkan di anggaran 2023. "Kami akan coba kejar target potensi PAD (pendapatan asli daerah). Kami mencari pendapatan agar bisa mengakomodir untuk membeli peralatan khusus untuk menangani banjir," sebutnya.
Usai melihat situasi di lapangan saat melakukan penyusuran Sungai Sail hingga ke Sungai Siak akhir pekan lalu bersama Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Erwin Dimas, Pj Wako melihat bahwa Pekanbaru memang sangat memerlukan alat berat berupa ekskavator jenis amfibi dan juga mini ekskavator yang bisa digunakan untuk masuk ke parit-parit.
"Kita memang perlu alat ini, karena ada beberapa ruas parit seperti Sungai Sago, itu tak bisa alat yang besar, harus kecil," imbuhnya.
Namun Muflihun tidak mau memaksakan diri untuk membeli alat berat terlalu banyak. Ia katakana, pemko hanya memerlukan satu unit amfibi yang akan dibeli mengingat harganya sangat mahal.
"Tidak bisa banyak-banyak, karena harganya cukup mahal sekali. Mudah-mudahan bisa kita membelinya. Satu saja sudah syukur," tuturnya.
Banyak Bangunan Menjorok ke Badan Sungai
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan normalisasi di hilir Sungai Sail.
Saat ini Dinas PUPR akan berkoordinasi terlebih dahulu kepada para lurah setempat terkait bangunan yang menjorok ke badan sungai.
Pasalnya di lokasi tersebut terdapat rumah ibadah dan sebagian rumah warga di Perumahan Jondul yang menjorok ke Sungai Sail. Sehingga sebelum dilaksanakan pembersihan pemerintah harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan kepemilikan lahan.
"Kalau tak mampu, kami sampaikan ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) IV. Tapi saat ini kami coba bicarakan dengan lurah setempat, agar kita bisa sama-sama mencari solusinya," ungkapnya.
Solusi Jangka Pendek
Dalam pada itu, rencana pembelian ekskavator amfibi oleh Pemko Pekanbaru mendapat dukungan dari anggota DPRD Kota Pekanbaru, Roni Pasla. Dia menilai ini solusi terbaik yang harus segera direalisasikan dalam mengatasi persoalan banjir di ibukota Provinsi Riau ini.
"Kami dukung rencana ini, dan untuk jangka pendek ini perlu segera di realisasikan. Apalagi masalah banjir dan titik-titik banjir serta penyebabnya sudah di data oleh pemko," kata Roni kepada wartawan, Senin (10/10/2022).
Ditegaskan politisi partai berlambang matahari ini, seharusnya pemko sudah punya jauh hari sebelumnya sehingga masalah banjir dapat diatasi secara bertahap. "Kami melihatnya memang sudah sepantasnya kita punya. Gunanya kan jelas untuk mengatasi persoalan banjir," tambahnya lagi.
Mereview ekskavator amfibi ini, dikatakan Roni, alat ini sangat mampu membantu kerja pemerintah dalam mengatasi persolaan banjir. Alat ini mampu mengeruk serta membersihkan penyumbatan di sungai-sungai yang mengelilingi Kota Pekanbaru. "Untuk jangka pendek ini tepat, sangat membantu," singkatnya.
Namun begitu, untuk penanganan jangka panjang, Roni kembali menegaskan tetap minta menjalankan masterplan yang sudah disiapkan. "Ekskavator amfibi ini kan untuk jangka pendek. Namun untuk jangka panjang tetap harus jalankan masterplan yang sudah ada agar 300-an titik banjir teratasi," tuturnya.
Tidak hanya itu, dikatakan anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru ini, bahwa di Pekanbaru ini ada banyak anak sungai yang fungsinya tidak bisa maksimal karena terjadi penyumbatan, pendangkalan, dan menjadi pembuangan sampah.
"Mengatasi itu semua kita ingin pemko harus berkolaborasi dengan provinsi. Buka komunikasi dengan provinsi itu, dan harus bisa minta dukungan ke DPRD Riau untuk membantu mengatasi banjir Pekanbaru," tuturnya memberi saran.
Apalagi ditegaskan Roni, Pekanbaru adalah wajahnya Riau, tentu sebagai ibukota provinsi, Provinsi Riau dan DPRD Riau harus memperhatikan kondisi Kota Pekanbaru saat ini.
"Dalam hearing komisi dengan PUPR, kita lihat di permukiman terjadi bencana banjir itu karena kelalaian masyarakat, maka peran serta masyarakat sangat penting, sifat gotong royong ini harus kembali dimarakkan lagi. Karena sehebat apapun program penanganan banjir jika tidak didukung masyarakat tidak akan ada artinya," ungkapnya lagi.
Ditambahkannya, selama ini tidak bisa hanya mengandalkan PUPR dengan pasukan kuningnya saja. "Tidak akan mampu itu dan akan begini saja, minimal masyarakat konsern menjaga kebersihan di lingkungan sendiri," tuturnya.(gus/ayi/yls)
Laporan TIM RIAU POS