PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Api yang berkobar subuh Sabtu (10/6) di Jalan Durian, Kelurahan Jadirejo, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, memakan korban. Seorang ibu, Poppy Anis (42), wirausahawati dan dua anaknya Audrey (12) dan Asiyah (9), harus pergi untuk selamanya. Mereka terjebak dan tewas di dalam kamar saat api berkobar pada Sabtu (10/6) sekitar pukul 4.45 WIB Subuh itu. Sementara tiga penghuni rumah lainnya berhasil selamat dan keluar rumah saat kejadian.
Terdengar Ada Ledakan
Sejumlah tetangga terbangun ketika ada teriakan dari luar rumah mereka. Teriakan dari warga yang melintas karena melihat api. Seperti yang diceritakan pasangan suami-istri Bakhtiar-Irmadani yang tinggal di seberang rumah H Anis yang terbakar. Begitu mereka keluar, api sudah berkobar di bagian depan rumah tersebut.
Bakhtiar kemudian berlari menyebrangi Jalan Durian dan mencoba membuka pagar yang terkunci sambil berteriak. Bakhtiar yang sebelumnya telah menelpon pemadam kebakaran, menggedor-gedor pagar mencoba membangunkan orang di dalam rumah. Saat itulah mereka mendengar ledakan dari dalam rumah. Irmadani menduga, ledakan berasal dari ruang tamu.
‘’Ada yang meledak, dua atau tiga kali dari arah ruang tamu. Itu kaca jendela berserakan, tidak tahu darinama asal (ledakan, red),” kata Irmadani. Ledakan itu juga didengar tetangga lainnya, Putra, yang toko ponselnya bersebelahan dengan rumah terbakar yang juga jadi gerai oleh-oleh khas Pekanbaru itu. Putra mengaku saat melihat api sudah membesar, dia langsung panik.
‘’Wah panik, apalagi ada yang meledak, tiga kali dari dalam rumah. Itu asap hitam banyak, api sudah besar. Orang-orang sudah ramai,’’ kata Putra. Saat itu, cerita dari beberapa tetangga yang berhasil ditemui wartawan menyebutkan, Genny, adik Poppy, terlihat keluar membawa anak keponaan bungsunya. Kemudian berhasil membawa H Anis, yang sudah lansia keluar. Namun Poppy dan dua anaknya tidak terlihat.
‘’Saya sempat melihat Pak Anis mau masuk lagi ke dalam, tapi tak bisa masuk lagi. Lorong samping rumah sudah gelap sama asap hitam,’’ kata Putra yang terlihat masih terkejut dengan peristiwa yang langsung disaksikannya itu. Kepulan asap hitam itu juga dilihat Irmadani. Terutama setelah kaca-kaca pecah dan loteng terbuka saat lalapan api makin membesar. Seketika dari tepi jalan, dirinya merasakan panas api seperti menjilat wajahnya.
‘’Waktu itu anak Poppy yang bungsu (Amina, red) sudah duduk di sini (teras kedai, red). Panasnya sudah terasa sampai ke sini (seberang rumah terbakar, red). Waktu tahu Poppy masih ada yang di dalam, kami semua makin panik. Panik,’’ Irmadani bercerita dengan wajah yang masih tegang.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan berdasarkan keterangan Genny, yang tidur larut malam sebelum kejadian, dirinya terjaga ketika mendengar pecahan kaca sekitar Pukul 4.45 WIB. Saat melihat ke ruang tamu api terlihat menjalar pada bagian gorden ruang depan rumah tersebut.
‘’Saat melihat api, saksi Genny membangunkan saksi H Anis yang merupakan pemilik rumah dan mengajak keponakannya yang bernama Aminah untuk keluar dari rumah. Mereka keluar dari pintu belakang karena pintu depan terkunci,’’ kata Kasat Reskrim.
Genny dan H Anis sempat berusaha masuk kembali ke dalam rumah untuk membantu kakaknya yang bernama Poppy dan dua keponakannya. Akan tetapi karena asap sudah tebal dan api sudah membesar, mereka tidak bisa berbuat banyak. Selang beberapa saat, pemadam kebakaran disusul petugas kepolisian tiba di lokasi.
Api berhasil dipadamkan sekitar satu jam kemudian. Tim identifikasi menurut Kompol Andrie langsung melaksanakan olah TKP dan melakukan pengamatan dan pengecekan di setiap kamar yang berada di dalam rumah. ‘’Kami temukan tiga korban di dalam kamar. Jenazah ketiganya langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara,’’ terangnya.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan mengatakan, penyebab pasti kebakaran masih diselediki. Hal itu sedang diperiksa Tim Labfor Polda Riau. ‘’Dugaan awal penyebabnya arus pendek yang berasal dari ruang tamu. Tapi ini masih didalami, kita tetap menunggu hasil Labfor,’’ ungkapnya.
Mitra Usaha Kaget dan Berdatangan
Kepergian mereka meninggalkan kesedihan yang dalam. Tidak hanya keluarga, yang sudah pasti menanggung pilu, para tetangga hingga mitra usaha juga ikut merasa kehilangan. Poppy semasa hidup dikenal sebagai wirausahawati usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ulet. Begitu mendengar musibah menimpanya, para mitra usahapun berdatangan.
Salah satunya Muhammad Filus yang bermitra bersama Poppy selama kurang lebih dua tahun terakhir. Dirinya datang ke rumah duka di Jalan Teratai, rumah keluarga H Anis, ayah Poppy. Filus bercerita, usaha rumahan yang dilakukannya sangat terbantu oleh Poppy. Mendiang menurutnya merupakan mitra usaha yang baik.
‘’Saya sangat tertolong, dua tahunan bekerjasama, alhamdulillah lancar saya bisnis dengan dia. Saya antar terus produk minuman, dia selalu bayar tepat waktu. Komitmennya bisa dipegang,’’ kata Filus. Filus tidak menyangka Poppy begitu cepat pergi, hingga dirinya harus memastikan sendiri dengan mendatangi rumah duka. Filus kini kehilangan mitra andalannya.
‘’Dia salah satu mitra yang paling besar. Enaklah berbisnis dengan beliau. Orangnya sportif dan fair. Misalnya, kalau waktu bayar, ya dia langsung transfer. Terakhir kali jumpa dua hari lalu,’’ ungkapnya.
Aktivitas bisnisnya ini juga diketahui para tetangganya. Poppy merupakan wirausahawati yang cekatan dan selalu terlihat sibuk. ‘’Iya, dia terkenal sibuk wirausaha,’’ sebut Irma, salah satu tetangganya.
Sementara itu, kedua anaknya yang ikut bernasib malang, diketahui oleh tetangganya sebagai anak-anak ceria. Putra, salah seorang tetangga, tidak menyangka mereka juga ikut jadi korban. ‘’Saya sering lihat mereka main, masih anak usia sekolah. Mereka anak- anak yang ceria,’’ kata Putra yang berbagi tembok dengan rumah yang terbakar itu.
Petugas Damkar Terhalang Pintu Teralis Besi
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Pekanbaru, Burhan Gurning mengatakan pihaknya sudah berupaya maksimal berjibaku memadamkan api. Dirinya belum bisa memastikan karena penyebab pastinya masih ditangani pihak kepolisian. “Dugaan kami sementara penyebabnya karena korsleting listrik. Apalagi di TKP banyak ditemukan kabel-kabel,” ujar Burhan Gurning kepada Riau Pos, Sabtu (10/6).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kendala yang dihadapi saat memadamkan api adalah pintu masuk rumah tersebut dipasang besi teralis sehingga menyulitkan petugas untuk menerobos masuk. Pasalnya, untuk menerobos pintu masuk tersebut juga membutuhkan waktu.
“Pintunya dipasang besi teralis sehingga menyulitkan petugas menerobos masuk,” ungkapnya. Diceritakannya, peristiwa tersebut terjadi subuh tadi. “Kami mendapat laporan tadi sekitar pukul 05.11 WIB. Begitu mendapat informasi petugas langsung menuju TKP dan tiba sekitar pukul 05.15 WIB. Ketika petugas tiba di TKP kondisinya api sudah besar dan petugas langsung berjibaku melakukan pemadaman,” ujar Burhan Gurning.
Dalam upaya melakukan pemadaman, pihaknya menerjunkan 8 unit mobil pemadam kebakaran. Dan akhirnya api bisa dipadamkan sekitar kurang lebih 1 jam. “Petugas menemukan tiga orang korban meninggal dunia di dalam kamar bernama Poppi (43), Audrey (13) dan Aisya (8). Berdasarkan informasi yang diterima, Poppy kalau tidur mengunci kamarnya dari dalam,” kata Burhan Gurning.
“Kami turut berdukacita atas peristiwa tersebut,” ujarnya. (end/dof)