PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Beberapa titik di Kota Pekanbaru tergenang dan dilanda banjir pasca hujan deras yang turun Sabtu (9/1) dan Ahad (10/1). Mayoritas banjir terjadi akibat drainase yang tak berfungsi baik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Ahad (10/1) mengatakan, pihaknya menginventarisir ada 112 titik rawan banjir yang tersebar di 15 Kecamatan. Penanganan jangka pendek dilakukan dengan normalisasi drainase dan anak sungai."Banjir ini dominan akibat drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Kemudian juga ukuran saluran dan gorong-gorong drainase yang kecil," kata dia.
Diungkapkannya, PUPR bekerja melakukan penanganan sesuai dengan kondisi tingkat kerawanan banjir suatu wilayah. "Ada penanganan jangka pendek, menengah, dan penanganan jangka panjang,'' jelas Indra.
Penanganan jangka menengah dan jangka panjang terhadap permasalahan banjir dilakukan secara bertahap. Namun, untuk penanganan jangka pendek, dilakukan setiap hari. "Ada yang bisa ditangani dengan cepat, misalnya (drainase, red) yang tersumbat. Ada juga yang memerlukan perencanaan terlebih dahulu, itu masuk penanganan jangka panjang," terangnya.
Ia mengaku, telah melakukan inventarisasi titik banjir tersebut. Untuk pekerjaan yang membutuhkan perencanaan, seperti konstruksi ulang drainase akan dilakukan penanganan jangka panjang.
Namun, hal itu dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah untuk penanganan jangka panjang yang membutuhkan perencanaan."Kita berdayakan OP kita untuk menangani skala yang mendesak. Misalnya hambatan di saluran, hambatan di drainase, gorong-gorong itu kita aksi langsung," urainya.
Ditambahkannya, pada masterplan drainase Kota Pekanbaru, terdata sebanyak 375 persoalan yang menyebabkan banjir. Hal itu diakibatkan drainase yang tidak berfungsi baik akibat sedimen yang tinggi.
''Sebagian drainase juga tidak berfungsi sama sekali,'' tutupnya.(ali)