COVID-19

Bantu Tunanetra, Pewarta Foto Indonesia Berbagi di Masa Pandemi

Pekanbaru | Sabtu, 09 Mei 2020 - 14:37 WIB

Bantu Tunanetra, Pewarta Foto Indonesia Berbagi di Masa Pandemi
Ketua Pewarta Foto Indonesia Pekanbaru FB Rian Anggoro (paling kanan) saat foto bersama memberikam bantuan sembako kepada Tunanetra di Kota Pekanbaru.(PFI Pekanbaru For RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pekanbaru bekerja sama dengan XL Axiata menggelar bakti sosial untuk membantu penyandang tunanetra di Kota Pekanbaru, Jumat (8/5/2020). Kegiatan berbagi di masa pandemi Covid-19 ini berlangsung serentak di tiga kota di Sumatera. 

"Ada sebanyak 65 kepala keluarga yang kami bantu, mereka adalah tunanetra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia Kota Pekanbaru. Pada saat yang sama, kegiatan serupa juga digelar di Medan dan Palembang. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi mereka yang hidupnya makin susah akibat wabah Covid-19, " ungkap Ketua PFI Pekanbaru, FB Rian Anggoro. 

Puluhan paket sembako yang diberikan di Pekanbaru terdiri dari beras, gula pasir dan minyak goreng. Pemberian bantuan tersebut bertujuan untuk meringankan beban hidup para tunanetra yang kini kesulitan bekerja saat merebaknya wabah Covid-19. 

PFI Pekanbaru berterima kasih kepada XL Axiata yang ikut berkolaborasi dalam acara tersebut. Kegiatan bakti sosial bareng perusahaan operator telekomunikasi ini digelar serentak di tiga kota di Sumatera, yakni Kota Medan dan Palembang dan PFI Kota Pekanbaru. 

"Wabah ini Insha Allah bisa kita lalui apabila kita saling membantu sesama. Semua orang pasti terkena dampak wabah ini, tapi ada yang lebih kurang beruntung yaitu para penyandang disabilitas. Tidak mudah bagi mereka pada saat sekarang ini mencari penghasilan, dan kita yang lebih beruntung harus membantu mereka,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Pekanbaru, Suparman sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan PFI Pekanbaru dan XL Axiata. Ia mengungkapkan bahwa anggotanya makin sulit mendapat pendapatan selama wabah Covid-19 meliputi wilayah ibu kota Provinsi Riau.

Menurut dia, Pertuni Kota Pekanbaru beranggotakan 65 kepala keluarga, sebagian besar bekerja sebagai tukang pijat, ada pula yang menjadi pengamen. "Mayoritas anggota kita berprofesi sebagai tukang pijat. Sekarang hampir tidak ada orang yang mau pijat lagi," katanya.

Ia menuturkan, usaha layanan pijat sepi pelanggan sejak wabah COVID-19 masuk ke Pekanbaru. Langganan layanan pijat Suparman pun terus berkurang semasa wabah. "Bulan Januari saya bisa dapat panggilan 80 orang, bulan Februari turun jadi 60 orang, bulan April turun tinggal 15 orang, dan bulan Mei ini baru satu orang," katanya.

Laporan : Bayu Saputra (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra










Tuliskan Komentar anda dari account Facebook