PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - KENAIKAN harga beras premium menjadi keluhan di tengah masyarakat. Bukan hanya masyarakat yang membeli, pedagang pun sudah merasakan dampak dari kenaikan harga beras yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Dupa Pekanbaru, Mia mengatakan kenaikan harga beras sudah terjadi sekitar dua pekan belakangan. Tepatnya dari pertengahan Agustus hingga saat ini. ‘’Kenaikannya cukup tinggi. Bisa sampai Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per karung ukuran 10 kilogram,’’ paparnya.
Ia mengaku, pembeli yang biasanya beli perkarung, kini memilih beli perkilogram. Sehingga mempengaruhi omzetnya. Lebih rinci ia menjelaskan bahwa harga beras Solok premium kini berkisar di harga Rp165 ribu perkarung, naik berkisar Rp15 ribu dari sebelumnya.
Karena kenaikan tersebut, kini beras bulog dan juga beras panen kampung dari Bunga Raya, Siak menjadi pilihan alternatif pembeli. Ia menjual beras bulog di angka Rp12 ribu per kilogramnya.
Kenaikan harga beras yang meresahkan ini dinilainya akibat dampak dari cuaca buruk. Karena itu, berharap kepada pihak terkait untuk bergerak mengembalikan harga beras ke harga awal.
Sementara itu, Perum Bulog Wilayah Riau Kepri mengaku sudah menggelontorkan penambahan pasokan beras sebanyak 26 ribu ton. Hal tersebut diungkap oleh Humas Perum Bulog Wilayah Riau-Kepri Delly kepada Riau Pos, Kamis (7/9). ‘’Untuk penambahan pasokan sudah 26 ribu ton dan rencana masih akan datang lagi sekitar 4.800 ton,” terangnya.
Sementara itu, untuk stok yang ada di gudang Provinsi Riau saat ini tercatat sebanyak 17,200 ton yang diperkirakan bertahan hingga akhir tahun 2023.
Karena meningkatkan harga beras preimum tersebut, pihaknya juga mengambil langkah tegas.
‘’Langkah yang sudah diambil, sekarang ini Bulog tidak menyalurkan beras ke distributor, tapi ke rumah pangan kita (RPK) dan kios-kios di pasar-pasar yang menjual langsung ke konsumen akhir,’’ ujarnya.(esi)
Laporan SITI AZURA, Pekanbaru