AJI GELAR WORKSHOP DAN UKJ

Maksimalkan Profesionalitas dan Kemampuan Saring Hoaks

Pekanbaru | Minggu, 08 April 2018 - 13:17 WIB

Maksimalkan Profesionalitas dan Kemampuan Saring Hoaks
FOTO BERSAMA: Dengan memakai tanjak Counsellor Media and Strategic Communications Australian Embassy Jakarta, Ian Gerard berfoto bersama peserta dan narasumber workshop di Pekanbaru Jumat (6/4/2018).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tahun ini menjadi tahun terakhir bagi organisasi profesi dan perusahaan pers untuk melaksanakan Uji Kompetensi bagi jurnalisnya secara proporsional. Dewan Pers mulai tahun depan akan menerapkan aturan uji kompetensi mulai dari dasar atau jurnalis kelas Muda, terlepas masa pengabdian atau jurnalis itu menjalani profesinya lebih dari sepuluh tahun (batasan minimal untuk uji Utama,red).

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memanfaatkan momen ini  dengan maksimal melaksanakan Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) bagi anggotanya untuk seleuruh anggotanya tahun ini. "Ini UKJ ke 39 sejak kita menandatangani kesepakatan ikut uji kompentensi.

Masih ada 40 persen rekan-rekan AJI yang belum ikut kompetensi. Kalau gak bisa ambil tahun ini tahun depan sangat berat, karena harus memulai dari level Muda," ungkap Ketua Bidang Usaha dan Dana AJI Indonesia, Suwarjono pada kegiatan Workshop ’Profesionalisme Jurnalis Menghadapi Hoax’, Jumat (6/4/2018) di Pekanbaru.
Baca Juga :Tak Sabar Keluar dari Wajib Militer

Kali ini AJI menggelar UKJ di Kota Pekanbaru dengan jumlah peserta 20 orang dari Kota Pekanbaru, Palembang, Padang, dan AJI Kota Batam.

Sebelum menggelar UJK Sabtu (7/4) ini, AJI terlebih dulu menggelar Workshop bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia. Ini merupakan kerjasama AJI kegiatan Workshop perdana AJI tahun ini dengan Kedubes Australia.

"Pekanbaru menjadi kota pertama yang sekaligus jalan (kerjasama workshop,red) dengan kedutaan Australia tahun ini," lanjutnya.

Sementara, Counsellor Media and Strategic Communications Australian Embassy Jakarta, Ian Gerard, dalam sambutannya menyambut antusias Workshop yang digelar untuk peningkatan kualitas dan profesionalisme Jurnalis ini.

"Saya selaku mantan wartawan memahami betul fungsi jurnalis, itulah makanya kami menghargai hubungan dengan media begitu tinggi. Penting bagi media melakukan pekerjaan ini (tugas jurnalis,red) dengan efektif," sebutnya.

Profesionalisme jurnalis cukup diuji pada tahun ini karena masuknya Pilkada. "Menjelang Juni masa pemilihan sangat banyak perkembangan informasi haox berkaca dari pilkada-pilkada sebelumnya. Ini bagus bagi kami, rekan-rekan AJI mendapat pengetahuan baru baik dari Dewan Pers dan Kedutaan Australia," ungkap Ketua AJI Pekanbaru, Firman Agus dalam sambutannya.

Arus informasi inilah yang wajib disaring oleh jurnalis agar mendapatkan berita yang benar, tidak terjebak akan fake news, atau hoaks, atau berita palsu. Ini ditegaskan langsung oleh anggota Dewan Pers, Nezar Patria.

"Hoaks, itu berita bohong yang sengaja dibuat agar orang terkecoh. Jadi isinya itu jelas gak ada, bohong, seolah-olah benar. Fake news bagaimana? Sama gak jauh berbeda, membuat orang terkecoh. Contoh media cetak, Obor Rakyat tahun 2014 dibuat untuk kepentingan," paparnya.

Saat ini tercatat ada 600 lebih media cetak terdaftar di Dewan Pers. Selain itu, media online juga semakin menjamur. Setidaknya Dewan Pers mendata 40 an top media online yang memiliki jumlah pembaca dua ribuan perhari.

"Sekarang orang gak cari lagi berita pendek. Berita dalam, memenuhi rasa keingintahuan orang dengan informasi bermutu," tegasnya.

Ujian Kompetensi Jurnalis
Usai workshop, AJI akan melanjutkan kegiatan dengan menggelar UKJ Sabtu (7/4) hingga Ahad (8/4) ini. Sebanyak 20 orang jurnalis dari Pekanbaru, Batam, Palembang, dan Padang akan menjalani UKJ untuk tingkatan Muda, Madya, dan Utama.(mng)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook