BANJARMASIN (RIAUPOS.CO)- Dewan juri Anugerah Adinegoro 2019, Putut Trihusodo, menyebutkan kritik yang disampaikan tulisan "Bom Waktu di Lahan Gambut" karya Muhammad Amin relatif santun. Tulisan ini kuat dan sarat kritik atas isu strategis.
"Bahasanya enak dan khas cara bertutur Melayu," ujar Putut, Sabtu (8/2) di sela-sela Hari Pers Nasional (HPN) Banjarmasin.
Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh menyebutkan, pers perlu mengkritik. Tapi kritik yang dilakukan harus santun. Dalam sambutannya sempena peringatan HPN, dia mencontohkan, bahkan menyampaikan kebenaran kepada Fir'aun pun, Nabi Musa diharuskan berkata santun.
Wartawan Riau Pos/Riau Pos.co Muhammad Amin menerima Anugerah Adinegoro kategori Media Siber pada HPN Banjarmasin 2020. Ini merupakan penghargaan kedua baginya setelah mendapatkan Anugerah Adinegoro kategori media cetak pada HPN 2018.
Anugerah kali ini diberikan Ketua PWI Atal S Depari. Acara ini dihadiri juga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Jokowi pun berharap, pers tetap mengkritik. Diakuinya, memang ada yang mengkritik dengan pedas, setengah pedas, dan biasa. Presiden menyebutkan, masyarakat yang baik dibangun dari informasi yang baik. Makanya insan pers harus memiliki iklim yang baik dan cara kerja yang baik.
"Agar tercipta masyarakat yang baik," ujarnya.
Peraih double Adinegoro Muhammad Amin usai menerima penghargaan menyebut hasil yang diraihnya membuktikan Riau punya potensi. Juga membuktikan Riau Pos bisa dan mampu berbuat di kancah nasional.
"(Wartawan) Riau punya potensi. Harus ada wartawan lainnya yang bisa diakui di tingkat nasional," singkatnya sembari menyemangati wartawan Riau Pos khususnya dan wartawan di Riau secara umum.(fia)