(RIAUPOS.CO) -- Puluhan lampu-lampu berwarna-warni menyambut pengunjung ketika memasuki area taman pelangi yang terletak di Alam Mayang Jalan Imam Munandar, Tangkerang Timur, Tenayan Raya Pekanbaru.
Lampu-lampu berwarna putih dipasang setengah lingkaran membentuk lorong. Berjalan terus ke lorong akan menemui patung-patung dari besi berbentuk karakter hewan dan tentu saja dilengkapi lampu berwarna-warni. Karakter seperti burung unta, ular, paus dan lain-lain turut memeriahkan Festival of Light yang diselenggarakan mulai 3 April hingga 5 Mei 2019 ini di Alam Mayang.
Berbelok ke kanan area bunga tulip ditanam sedemikian rupa, terdapat warna-warna epic seperti biru, hijau, dan putih memberikan warna pada bunga berwarna dasar putih tersebut. Selain itu juga terdapat pohon-pohon maple dari plastik dihiasi lampu beraneka ragam warna.
Puluhan muda-muda terlihat asik berfoto di arena bunga tulip dengan berbagai gaya, baik menggunakan gawai maupun DSLR. Salah satu pengunjung Yulmisma merasa senang diajak keluarganya untuk menghabiskan waktu di festival ini. “Ini bagus, banyak lampu-lampunya, keren. Saya tadi datang berempat sama anak-anak saya,” ujarnya, Jumat (5/4).
Pengunjung lainnya Edy yang baru pertama kali datang ke festival ini mengatakan, jika ini adalah festival yang cukup menyenangkan apa lagi untuk masyarakat Pekanbaru. Namun ia sedikit menyayangkan terkait bunga-bunga tulip yang lampunya mati. “Di Pekanbaru kan jarang ada kayak ginian, bagus sih, tapi sayang juga kalau banyak lampu bunganya yang mati,” ujar Edy.
Selain itu, penyelenggara Festival of Light juga menyediakan air mancur menari atau dancing fontain sebagai daya tarik utama festival ini. Hanya saja pertunjukan air mancur ini dilakukan setiap satu jam sekali, dan dibuka mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. “Kalau weekend kami bukanya sampai jam sebelas,” ujar salah satu panitia penyelenggara Maya.
Dancing fontain yang diadakan setiap satu jam sekali ini berbentuk air mancur dengan ukuran kolam kira-kira 15 x 15 m. Ketika pertunjukan akan dimulai penyelenggara memberikan pengumuman kepada pengunjung yang datang untuk segera merapat ke arena air mancur.
Ketika musik dinyalakan, air mancur menari mengikuti dentuman musik yang dimainkan. Ditambah dengan lampu laser, seolah-olah memberikan warna pada air mancur tersebut. Saat air mancur berada di titik tertinggi, penonton bersorak melihat hal tersebut. Selain itu air mancur ini juga dilengkapi dengan teknologi water screen, sehingga pada waktu tertentu pengunjung bisa melihat video orang menari melalui air mancur tersebut. Beberapa kali api turut menari bersama air di kolam tersebut.
Salah satu pengunjung Nila Riana datang bersama suaminya untuk menikmati akhir pekan. Ia mengaku takjub setelah melihat air mancur menari tersebut. Bahkan ia berencana akan datang lagi membawa keluarga besarnya.
“Secara di Pekanbaru kurang hiburan, Kita gak perlu jauh-jauh pergi karena ada di Pekanbaru. Rencana nanti datang lagi buat keluarga besar, sayang dilewatin biasanya lihat di layar kaca aja,” kata Riana. Maya menuturkan jika festival ini digarap oleh Event Organizer Taman Pelangi dari Jogjakarta. “Kali ini di Pekanbaru, sebelumnya Taman Pelangi sudah roadshow di berbagai kota di Indonesia,” katanya.
Tiket masuk Festival of Light ini dibanderol seharga Rp30 ribu per orang untuk Senin hingga Kamis, dan Rp35 ribu per orang untuk Jumat sampai Ahad.(*2/jrr)