PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Selama lebih dari tiga bulan terakhir, pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak mengeluhkan tidak mengalirnya air bersih ke permukiman dan tempat usaha mereka. Jikapun air mengalir, yang mengalir tidak sederas biasanya sehingga sangat menyulitkan para pelanggan.
Salah satu lokasi pelanggan PDAM yang tidak mendapatkan aliran air bersih adalah di Jalan M Yamin. Senin (5/12), sejumlah pelanggan PDAM yang memiliki usaha makanan memborong puluhan galon air bersih yang dibeli dari salah satu tempat penjualan air isi ulang. Meteran air PDAM yang ada di depan tempat usaha mereka tidak berfungsi dikarenakan air tidak mengalir.
Anna, pelanggan PDAM yang juga pemilik rumah makan di Jalan M Yamin mengaku sudah tiga bulan terakhir aliran air bersih dari PDAM Tirta Siak tidak mengalir ke tempat usahanya. Sehingga ia terpaksa membeli air bersih ke salah satu depot air isi ulang.
Disebutkannya, jika pun air bersih PDAM mengalir ke rumah ataupun tempat usahanya, air tersebut mengalami penurunan daya alirannya dan bahkan hanya mengalir beberapa hari sekali.
"Susah air sekarang ini. Kadang mengalir sehari terus berhenti lagi sampai berhari-hari. Kami yang jualan ini nggak mungkin nunggu air itu mengalir baru bisa jualan. Tentunya kami cari alternatif dengan membeli air bersih lain," kata dia.
Lanjut Anna, Jika air bersih dari PDAM tidak menyala ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp100.000 per hari untuk membeli air bersih dari depot air minum sebanyak 15 hingga 20 galon.
Hal ini membuatnya sangat keberatan, karena setiap bulannya ia juga diharuskan untuk membayar tagihan air bersih PDAM sebesar Rp350.000 hingga Rp400.000.
Menurut Anna, PDAM Tirta Siak belum siap melayani masyarakat di Kota Pekanbaru karena banyaknya jaringan pipa yang rusak, sehingga air bersih tidak dapat mengalir ke rumah pelanggan.
"Mungkin perlu dievaluasi lagi oleh pemerintah kenapa layanan mereka seperti ini. Dulu waktu saya jualan di bawah, tidak pernah air itu mati, paling cuma daya tekanan airnya saja yang berkurang. Kalau sekarang harus dikomplain dulu baru lah air itu mengalir lagi ke tempat kami. Kalau tidak ya pandai-pandai masyarakat lah lagi," tambah Anna.
Hal senada juga dirasakan oleh Jojon, pemilik toko kelontong di Jalan M Yamin. Menurutnya sudah beberapa hari terakhir ini aliran air di Jalan M Yamin kembali mengalami mati dan hidup. Untuk aktivitas rumah tangga saja, ia harus membeli air bersih dari tempat lain yang akan digunakan untuk memasak, mencuci piring serta mandi.
Ia berharap pihak PDAM memberikan kompensasi kepada pelanggan yang selama ini tidak mendapatkan pelayanan yang optimal serta melakukan perbaikan dalam layanan. Jika perlu, pihak PDAM kembali mengantarkan air bersih kepada pelanggan yang aliran airnya mati total selama berbulan-bulan.
"Dulu pernah air mati terus dikirimkan kami air bersih pakai tanki. Tapi itupun tak lama. Ya, kalau bisa kasih kami solusi agar kami tetap bisa mendapatkan pelayanan air bersih kembali," harapnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Riau Pos Humas PDAM Tirta Siak Dina membenarkan matinya aliran air ke sejumlah pelanggan yang ada di Jalan M Yamin. Hal itu disebabkan beberapa aliran yang ada di Jalan Jenderal Sudirman mengalami kebocoran tepatnya di depan Jalan Juanda, Jalan Khadijah Ali, dan aliran di Jalan M Yamin juga mengalami kendala karena adanya kebocoran di Jalan Jenderal Sudirman yang disebabkan oleh dampak dari proyek lain yang juga dikerjakan di sekitar pipa.
Untuk mengatasi tidak mengalirnya aliran air kepada pelanggan, pihaknya sedang berupaya meminjam mobil tanki ke BPPW Wil Riau dengan kapasitas 4.000 liter.
"Nanti kami pusatkan dulu fasum yang terdampak. Kalau kemudian ternyata area tersebut fasum seperti rumah sakit, baru kami tunggu permintaan dari pelanggan untuk bersedia diantarkan air tanki. Kenapa perlu permintaan pelanggan? Karena tim tanki perlu menyamakan waktu pengantaran air ke rumah pelanggan supaya orang dipastikan ada di rumah," tuturnya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota