KOTA(RIAUPOS.CO) - Sekolah Tinggi Farmasi Riau terus memperbaiki mutu pendidikan melalui peningkatan akreditasi, kualifikasi dosen dan fasilitas pendukung. Bahkan saat ini program studi maupun institusi STIFAR Riau telah berakreditasi B.
“Selain kami diberi kepercayaan menyelenggarakan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), untuk meningkatan kualifikasi tenaga kesehatan (PNS), yang dulunya hanya lulusan sekolah menengah farmasi, Stifar Riau juga sudah mendapatkan persetujuan dari Dikti untuk membuka Program Studi Profesi Apoteker. In sya Allah Januari 2019 ini kita akan buka penerimaan mahasiswa angkatan pertama untuk prodi ini,’’ jelas Ketua Stifar Riau Prof Dr Bustari Hasan MSc
Terkait program RPL ini, ditambahkan Bustari, merupakan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Restekdikti, yang sudah berjalan sejak 2017 hingga 2020 mendatang. Ada 5 provinsi yang mengirimkan tenaga kesehatan (PNS) ke STIFAR Riau untuk mengikti Program RPL (D-III), Babel, Sumsel, Kepri dan Sumbar dengan total 300 mahasiswa.
“Ini prestasi dan kepercayaan yang harus kami pelihara dan tingkatkan. Dampak peningkatan mutu cukup terasa dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat ke STIFAR Riau. Dimana rasio calon mahasiswa yang mendaftar dengan yang kita terima 8 banding 1. Artinya, 8 mahasiswa yang mendaftar hanya satu yang kami terima. Jumlah mahasiswa yang kami terima setiap tahun sebanyak 240 orang, masing-masing Prodi S-1 dan Prodi D-III sebanyak 120 orang calon mahasiswa,’’ jelasnya.
Saat ini dikatakannya, STIFAR Riau sudah memiliki 9 laboratorium pembelajaran dan 1 labarotarium riset yang dilengkapi dengan alat-alat dan instrumen laboratorium yang standar. “Sarana ini mampu meningkatkan kualitas dan jumlah penelitian yang sudah didanai Kemenristekdikti. Saat ini berkisar 4-6 judul pertahun. Tentunya, kita berharap semakin banyak dosen yang akan didanai Kemenristekdikti,’’ tambahnya.
Untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif, tahun 2017 lalu, STIFAR Riau juga telah menyelenggarakan Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia ke-52, yang diikuti pakar.
Sementara itu, pada Selasa (6/10) hari ini bertempat di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sekolah Tinggi Farmasi (STIFAR) Riau ini juga menyelenggarakan wisuda para lulusannya. Sebanyak 93 orang sarjana farmasi angkatan ke-16, dan 210 orang lulusan ahli madya farmasi (Diploma III) angkatan ke-17. Wisuda ini selain dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan juga turut dihadiri yang mewakili LL Dikti Wiyah X, pengurusan Ikatan Apoteker Indonesia Riau, Ketua Yayasan Universitas Riau serta pimpinan Poltekes Provinsi Bambel dan Sumsel.
Kehadiran para petinggi dinas kesehatan dari provinsi tetangga ini, dijelaskan Bustari, sebagai tamu kehormatan. ”Tentunya terima kasih kami atas kepercayaan kepada STIFAR Riau, terutama dalam kerja sama pada program rekognisi pembelajaran lampau (RPL) yang dibangun sejak 2017 lalu. Mengingat, dari 216 ahli madya farmasi (Diploma III) yang diwisuda Selasa besok (hari ini, red), 150 orang di antaranya mahasiswa program RPL. Baik dari provinsi tetangga, Bangka Belitung, Jambi, Kepri dan Sumsel maupun mahasiswa tuan rumah Riau,’’ jelasnya.(lin)