PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kepolisian Daerah (Polda) Riau beserta jajaran resmi mulai menggelar Operasi Zebra Lancang Kuning 2023, Senin (4/9). Pelaksanaan operasi ditandai dengan Apel Gelar Pasukan yang dipimpin langsung Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal.
Sesuai jadwal, operasi yang menitik beratkan terhadap seluruh pengguna lalu lintas tersebut akan berlangsung hingga 17 September 2023 atau dua pekan ke depan.
“Lebih dari 1.200 personel berkolaborasi. Gabungan Polri, POM TNI, dan Jasa Raharja. Tadi (kemarin, red) saya perintahkan selama Operasi Zebra ini harusnya terjadi getaran, jangan nanti Operasi Zebra sebatas menggugurkan kewajiban. Tidak! Tapi, momentum Operasi Zebra ini negara hadir untuk menyelamatkan, mengedukasi, dan meningkatkan disiplin,” ujar Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal usai apel, Senin (4/9).
Irjen Iqbal mengatakan, operasi zebra adalah simbol bahwa negara hadir di tengah-tengah masyarakat ingin melakukan proses pencegahan yang komprehensif, dari teguran simpatik sampai dengan penindakan penegak hukum secara humanis. Tujuan adalah meniadakan kecelakaan dan menyelamatkan manusia.
“Operasi Zebra Lancang Kuning 2023 akan dilaksanakan mulai hari ini (kemaren, red) sampai dengan 17 September 2023. Ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Polda dengan mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif yang didukung pola penegakan hukum lalu lintas secara elektronik, baik statis maupun mobile dan teguran simpatik dalam rangka meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas,” sebut Kapolda.
Dalam operasi ini, beberapa sasaran ditetapkan, salah satunya penurunan signifikan angka kecelakaan.
Hal ini dilihat dari angka pelanggaran lalu lintas dan angka kecelakaan. Indikator itulah yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari operasi dimaksud.
“Saya tidak membanding-bandingkan. Dulu waktu saya perwira menengah atau perwira pertama, apabila ada Operasi Zebra sudah siap maka masyarakat sudah siap untuk disiplin,” tuturnya.
Makanya, Irjen Iqbal mengajak masyarakat untuk disiplin karena banyak polisi di tengah jalan yang akan melakukan teguran. Dikatakan Irjen Iqbal, teguran simpatik harus didukung oleh semua stakeholder, bukan hanya polisi lalu lintas. Dalam kesempatan itu, Irjen Iqbal juga sempat menyinggung perihal aspek pemilu.
“Pemilu ini meliputi dari semua aspek. Proses pengkondisian yaitu kondisioning mulai kesehatan masyarakat, segi ekonomi ekonomi, dan tentunya sampai kepada berlalu lintas yang merupakan urat nadi semua,” paparnya.
“Aspek sendi-sendi pergerakan berbangsa bernegara, ideologi politik, sosial, budaya, ekonomi terjalankan melawati lalu lintas. Tentunya bukan hanya lalu lintas darat, ada di udara maupun lautan. Dengan adanya kedisiplinan, kenyamanan berlalu lintas dapat terwujud,’’ tambahnya.
Dikatakan Irjen Iqbal, meskipun nantinya kemacetan tidak semua hilang, namun setidaknya sudah sangat berkurang. Ketika macet mulai, artinya manajemen lalu lintas yang sudah diregulasikan tidak dipatuhi.
Begitu juga dengan ketika terjadi kecelakaan. Biasanya kecelakaan terjadi didahului oleh pelanggaran. Seperti pelanggaran kecepatan batas maksimal hingga tidak menggunakan alat kelengkapan keselamatan.(nda)