PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sebanyak 300 personel Brigade Mobil (Brimob) Polda Riau yang diberangkatan sebagai bantuan pengamanan sudah tiba di Bumi Cendrawasih. 100 personel di antaranya telah ditugaskan melakuan sweeping di daerah Yahukimo.
Yahukimo merupakan wilayah pedalaman Papua yang berada di Merauke dan berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Daerah itu, dikhawatirkan dijadikan tempat oleh Kelompok Kriminal Senjata (KKB) untuk memasok senjata api (senpi).
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto menyampaikan, pengiriman ratusan personel Brimob atau setara dengan kekuatan 3 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dilakukan, Sabtu (30/8) malam. Mereka kata Sunarto, tergabung di dalam Satgas Aman Nusa I di bawah Bantuan Kendali Operasi (BKO) Polda Papua untuk melakukan pengaman di wilayah tersebut.
“Semua personel Brimob Polda Riau yang diberangkatan, sudah sampai di Papua,” ungkap Sunarto didampingi Tengku Fahrul Gafar dan Kriminolog, Dr Kasmanto Rinaldi, Selasa (4/9).
Saat ini, lanjut Sunarto, 100 personel di antaranya lebih menerima penugasan melakukan sweeping ke daerah Yahukimo dan mengantisipasi pengaruh KKB. Karena wilayah tersebut diduga menjadi tempat konsentrasi KKB serta diduga sabagai masuknya senjata dan bantuan dari pihak tak bertanggung jawab.
“Sebagai bentuk mengurangi pengaruh OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan penyeludupan senjata dari Papua. Untuk 200 personel lagi masih siaga di Bandara Sentani, Papua, menunggu perintah berikutnya,” imbuh Sunarto.
Sunarto mengakui, belum mengetahui pasti kondisi anggota Brimob di lokasi, termasuk situasi keamanan pascakerusuhan beberapa waktu lalu.
Namun, dirinya berharap kondisi di Papua segera kondusif. “Kita berharap jangan mudah percaya isu pemecah belah yang dihembuskan segelintir orang. Karena Papua bagian dari NKRI,” harap mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dr Kasmanto Rinaldi menambahkan, semua permasalahan dapat diselesaikan. Syaratnya semua pihak harus duduk bersama membahas akar permasalahan di Papua.
“Bagaimana membangun Papua ke depannya. Menarik perhatian masyarakat Papua secara lembut agar tidak merasa dianaktirikan,” sebut pria yang juga berprofesi sebagai dosen ini.
Kepada pihak yang mencoba memanfaatkan beberapa kejadian di Papua belakangan ini, Kasmanto meminta segera mengurungkan niatnya. Dia menyatakan pihak yang ingin menjadi penumpang gelap terhadap Papua adalah kejahatan.(rir)