Mendesak, Pelebaran Simpang Panam

Pekanbaru | Selasa, 05 April 2022 - 09:04 WIB

Mendesak, Pelebaran Simpang Panam
Kemacetan dan kesemrawutan arus lalu lintas kendaraan terjadi di Simpang Panam (simpang Jalan HR Soebrtantas-Jalan Kubang-Raya-Jalan Garuda Sakti), Senin (4/4/2022). Situasi ini hampir terjadi setiap hari. (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pelebaran persimpangan Jalan HR Soebrantas, Jalan Kubang Raya dan Jalan Garuda Sakti dinilai sudah sangat mendesak. Area lalu lintas sangat sibuk itu sering disebut masyarakat sebagai Simpang Panam, tidak hanya persoalan kemacetan, tapi juga sudah menjurus pada ancaman keselamatan jiwa bagi para pengendara.

Karena persimpangan yang mempertemukan Lintas Timur dan Lintas Tengah dengan Lintas Barat itu dilewati ribuan kendaraan tiap harinya. Termasuk kendaraan berat yang membahayakan pesepeda motor. Kondisi ini juga mendapat perhatian khusus dari pengamat yang juga praktisi tata kota Dr Ir Muhammad Ikhsan MSc.


Dosen pascasarjana Universitas Riau (Unri) itu menyebutkan, Simpang Panam merupakan pertemuan jalan lingkar dengan jalan raya yang berada di kawasan padat penduduk di eks Kecamatan Tampan tersebut. Dengan kondisi macet dan semrawut, bila tidak cepat diatasi, maka akan makin banyak korban jiwa di sana. Kejadian kecelakaan maut terbaru terjadi pada Rabu (30/3) pekan lalu di mana seorang pengendara sepeda motor tewas tergilas truk yang berbelok arah di persimpangan jalan yang kacau tersebut.

"Urgen!. Pelebaran Jalan Lingkar Kubang Raya – Jalan Garuda Sakti. Korban terus berjatuhan. Jalan yang ramai, simpang yang semrawut dan truk besar di jalan yang sempit menyebabkan korban terus berjatuhan. Penyebab utamanya adalah jalan lingkar Kubang - Garuda Sakti yang sempit, hanya dua lajur, padahal untuk volume lalu lintas sepadat sekarang, harus dibuat empat lajur," kata Dr Ikhsan.

Kondisi saat ini menurut Dr Ikhsan membuat truk-truk berat dari Lintas Timur maupun Lintas Tengah, kesulitan untuk lewat, bahkan sulit untuk menyebrangi Jalan HR Sobrantas. Hal ini juga yang menurut Dr Ikhsan memaksa truk-truk besar itu masuk ke tengah kota.

"Akibat persimpangan sempit itu, truk-truk masuk Jalan Soekarno-Hatta, Jalan HR Soebrantas dan Jalan SM Amin. Mereka bersaing dengan kendaraan pribadi dan angkutan umum lainnya. Inilah yang menyebabkan sangat rawan kecelakaan. Karena itu perlu segera dilebarkan jalan Kubang Raya - Garuda Sakti, menjadi empat lajur," kata Dr Ikhsan.

Baca Juga : Bidik Poin Penuh

Memang, untuk pelebaran dua jalan tersebut perlu usaha  lebih dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Karena harus membebaskan lahan di Jalan Garuda Sakti di beberapa bagian. Tapi menurut Dr Ikhsan itu harus dilakukan. Hanya sedikit saja lahan yang harus dibebaskan utk pelebaran jalan tersebut.

Pada tahun lalu muncul wacana pembangunan fly over di persimpangan tersebut. Namun menurut Dr Ikhsan, untuk solusi persimpangan tersebut dirinya menyarankan pelebaran jalan lingkar saja. Jalan Kubang Raya dan Jalan GarudaSakti yang perlu diperlebar, bukan membangun fly over.

"Bukan fly over yang diperlukan. Untuk 16 km tambahan pelebaran jalan, prediksi saya hanya perlu sekitar Rp70-90 miliar saja. Jauh lebih murah daripada membangun fly over yang bisa mencapai Rp150 miliar. Lakukan sekarang sebelum tambah parah. Satu nyawa lebih berharga daripada dana pembangunan ratusan miliar. Apalagi kalau kita bisa menyelamatkan banyak nyawa," tutup Dr Ikhsan.(end)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook