Sudah Waktunya PTM 100 Persen

Pekanbaru | Selasa, 04 Januari 2022 - 09:29 WIB

Sudah Waktunya PTM 100 Persen
Murid kelas 1 mengikuti proses pembelajaran tatap  muka (PTM) di SDN 92 Pekanbaru usai libur semester, Senin (3/1/2022). Proses  belajar mengajar di sekolah saat ini masih dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.  (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Melihat perkembangan kasus Covid-19 di Pekanbaru yang sudah landai dengan nol kasus dan status PPKM Pekanbaru berada di level satu, Pemko Pekanbaru disarankan untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah 100 persen. Dan menghentikan pembelajaran sistem daring yang dinilai tidak maksimal.

"Kami dapat laporan untuk Pekanbaru kasus Covid-19 melandai dan vaksinasi sudah lampaui target. Maka, kepada Disdik kami minta untuk dapat menggelar sekolah tatap muka di seluruh sekolah 100 persen," ujar anggota DPRD Kota Pekanbaru Ervan, Senin (3/1). 


Meski begitu, politisi Gerindra ini tetap mengimbau semua pihak tetap patuhi protokol kesehatan (prokes). "Karena bukan apa-apa, sekali lengah maka akan kacau. Karena memang pandemi belum berakhir," tegasnya. 

Ervan berharap, saat PTM sudah 100 persen, Dinas Pendidikan tetap harus melakukan pengawasan dan monitoring terhadap penerapan prokes di seluruh sekolah. "Intinya harus dilakukan pemantauan secara rutin soal kepatuhan ini. Bila perlu sebar satgas di seluruh sekolah setiap harinya," ujarnya lagi. 

Diungkapkannya juga, berdasarkan keluhan wali murid, belajar sistem daring selama ini dinilai tidak maksimal. "Banyak keluhan wali murid. Makanya daring ini kami nilai tidak maksimal, dan kami sarankan membuka tatap muka saja lagi," tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Disdik Pekanbaru Ismardi Ilyas menegaskan, berdasarkan SKB 4 Menteri Kota Pekanbaru sudah memenuhi kriteria untuk sekolah tatap muka, karena masuk level 1. Sehingga PTM di sekolah akan diterapkan di semua sekolah SD dan SMP. 

Khusus untuk tingkat SMP, mulai awal tahun akan belajar tatap muka full seratus persen. Namun untuk tingkat SD, masih 50 persen. "Untuk belajar daring tingkat SDN, kita tidak paksakan. Tapi kalau ada wali murid yang ingin anaknya belajar daring, maka akan kita fasilitasi," sebutnya. Intinya disampaikan Ismardi, dengan sistem daring selama ini kurang dapat memberikan hasil maksimal.(gus) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook