Siapkan 300 Lobang Biopori

Pekanbaru | Minggu, 03 November 2019 - 18:06 WIB

Siapkan 300 Lobang Biopori
Lobang Biopori: Lurah Tangkerang Labuai Joko Arif Santoso (baju biru) didampingi Ketua LPM sekaligus kader penggerak Kampung Berseri Astra Mirshal (baju putih hijau) bersama warga RW 5 bergotong royong membuat 300 lobang biopori secara bersama-sama, Sabtu (2/11/2019).(prapti dwi lestari/riau pos)

KOTA (RIAUPOS.CO)- Guna mengantisipasi banjir dan sampah dapur, masyarakat RW 5 Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya diajak bergotong royong membuat lobang biopori, untuk berdayakan lingkungan.

Total terdapat 300 lobang biopori yang dibuat di gang Masjid, RT5 RW 5 Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya pada, Sabtu (2/11).

 


Hal ini diungkapkan oleh Lurah Tangkerang Labuai, Joko Arif Santoso kepada Riau Pos. Menurutnya, pemerintah bersama masyarakat bertekad untuk memberdayakan lingkungan, yang mana kelurahan Tangkerang Labuai terkenal dengan bidang kebersihan, ketertiban dan keamanan (K3).

 

"Tujuan kita adalah pengembangan program lingkungan di RW 5. Oleh karena itu kami bersama bersmaa LPM betekad mengembangkan spot-spot baru," ujarnya.

Selain itu, ia menuturkan bahwa lobang biopori ini sebagai antisipasi banjir dan tempat resapan air.  "Manfaatnya tentu sebagai langhkah antisipasi banjir dan lobang biopori memang banyak fungsinya, salah satunya sebagai penyerapan air," terangnya lagi.

Pihaknya juga berharap, dengan adanya kegiatan pembuatan lobang biopori ini, Kelurahan Tangkerang Labuai telah siap menjadi kawasan kampung biopori di Kota Pekanbaru.

Sementara itu, Ketua LPM Tangkerang Labuai sekligus kader penggerak Kampung Berseri Astra, Mirshal mengatakan lobang biopori ini nantinya, selain sebagai tempat resapan air juga sebagai wadah pembuatan kompos alam.

"Selain untuk mengatasi genagan air, yang kita buat saat ini untuk mengatasi sampah. Jadi kita imbau masyarakat untuk memasukkan semua sampah rumah tangga ke lobang tersebut," ujarnya.

Lanjutnya, pihaknya  juga menerangkan bahwa setelah 40 hari sampah yang ada di lobang tersebut telah menjadi kompos dan siap di panen.

"Dengan ini kita juga berharap dapat meminimalisir sampah dan pupuknya dapat kita gunakan untuk kebutuhan pribadi bahkan dijual," jelasnya.(ksm)

Laporan: PRATIWI DWI LESTARI

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook